Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) terus mendorong anggotanya untuk meningkatkan kualitas produk mainan, sehingga bisa memperluas pasar ekspor terutama guna memenuhi kebutuhan negara maju.
Ketua Umum Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) Sutjiadi Lukas mengatakan pihaknya mengaku sedang berupaya untuk meningkatkan mutu mainan dalam negeri, sehingga mudah diterima di pasar global khususnya negara maju.
Apalagi kata dia, perizinan kini cenderung dipermudah demi mendongkrak ekspor.
Selama ini produk Indonesia menyasar sejumlah negara berkembang, seperti pasar Asia seperti Bangkok hingga Afrika. Negara-negara berkembang kata Sutjiadi merupakan pasar potensial untuk menerima produk Indonesia, namun untuk negara kawasan seperti Uni Eropa masih sulit bersaing dengan produksi negara lain.
Adapun kata dia, produk yang masuk ke pasar Uni Eropa merupakan produk yang sudah menggunakan teknologi canggih seperti mainan robotik. Sedangkan dari dalam negeri belum ada sumber daya untuk memproduksi mainan robotik yang menyasar pasar negara maju.
Menurut data Badan Pusat Statistik ekspor produk mainan meningkat 25,33% atau dari periode Januari – Februari 2017 sebesar US$60,5 juta merangkak menjadi US$75,8 juta pada periode yang sama 2018 secara year to year. Selisih kenaikan dari tahun lalu dengan 2018 pada periode tersebut mencapai US$15,3 juta.
Meski begitu secara month to month, ekspor produk mainan turun dari US$40,1 juta pada Januari 2018 menjadi US$35,5 juta pada Februari 2018. Dari total tersebut tercatat penurunan mencapai 11,2% atau selisih US$4,5 juta.