Bisnis.com, JAKARTA—Kawasan Industri Modern Cikande banyak diminati oleh perusahaan makanan dan minuman. Pebisnis di sektor ini menyumbang hingga 40% dari total penggunaan lahan. Sektor lain adalah baja yang menyumbang sekitar 15% dan industri kimia 12%.
Melihat perkembangan yang ada, Pascall Wilson, Presiden Direktur Modern Industrial Estate, menilai produsen baja yang bergabung di kawasan ini diperkirakan akan menjadi sektor dengan pertumbuhan penggunaan lahan tertinggi.
Pascall menambahkan perusahaan yang dipimpinnya memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan bagi induk usahanya, yaitu PT Modern Land Reality Tbk. Dia berharap akses tol yang telah dibuka akan mendorong lebih banyak investor di kawasan industri ini meski tahun ini adalah tahun politik.
"Jadi, induk industri kami Modern Land itu punya empat sub bisnis. Nah, kami salah satu kontributor utama bagi Modern Land, tetapi kalau angka pastinya tidak bisa sebutkan," ujar Pascall.
Modern Industrial Estate menargetkan penjualan lahan senilai Rp1 triliun pada tahun ini atau naik dari tahun lalu senilai Rp700 miliar. Pascall mengatakan pihaknya meyakini permintaan lahan industri di kawasannya akan tumbuh antara 15% hingga 20% dibandingkan dengan tahun lalu.
"Faktor yang mendorong pertumbuhan permintaan lahan industri adalah sudah akan mulai beroperasinya pintu tol Cikande yang dijadwalkan bulan ini. Hal itu mengakibatkan akses ke kawasan industri Modern Cikande akan lebih mudah dan jarak tempuh lebih cepat," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/3/2018).
Himpunan Kawasan Industri berharap penjualan lahan kawasan industri tahun ini, terutama di wilayah Jabodetabek, tidak menurun dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu. Tahun politik justru dipandang sebagai pendorong perluasan bisnis para investor pada 2018.
Sanny Iskandar, Ketua Umum HKI, mengatakan realisasi penjualan lahan kawasan industri Jabodetabek tahun lalu berada di kisaran 250 hektare, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya seluas 180 hektare.
“Kami berusaha paling tidak sama dengan capaian pada 2017. Saya harap tahun ini ada peningkatan kegiatan ke jenis-jenis usaha tertentu berbarengan dengan pilkada, seperti ke industri tekstil, percetakan, dan makanan dan minuman,” ujarnya, belum lama ini.
Menurut Sanny, walaupun tahun ini merupakan tahun politik, iklim usaha relatif aman. Kondisi ini dinilainya mulai terlihat sejak 3 tahun lalu atau sejak penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 tentang Pengupahan.