Bisnis.com, JAKARTA - Wilayah Kalimantan Barat memperoleh tambahan daya dari pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) milik PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari sebesar 10 megawatt (MW).
Pembangkit yang berlokasi di Wajok Hulu, Mempawah, Kalimantan Barat itu mulai resmi beroperasi pada Senin (27/2/2017) setelah proses pembangunannya dimulai pada Desember 2016.
Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Machnizon mengatakan bahwa pengembangan energi baru terbarukan menjadi salah satu prioritas PLN terutama di regional Kalimantan untuk menggantikan pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak/diesel.
“Saat ini di wilayah Kalimantan Barat, presentase pembangkit yang masih menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya masih sebesar 44%. Pemerintah melalui PLN terus berkomitmen dalam mengejar target bauran energi baru terbarukan [EBT] 23% di tahun 2025,” jelas Machnizon dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/2/2018).
Dia berujar selain mengedepankan pemerataan kelistrikan untuk daerah-daerah yang belum mendapatkan akses energi listrik, pihaknya juga mengupayakan listrik dengan tarif yang terjangkau sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkahnya, yakni dengan bekerjasama dengan Independent Power Producer (IPP) pengembang EBT
"Dengan beroperasinya pembangkit listrik biomassa ini biaya pokok penyediaan (BPP) energi listrik di wilayah Kalimantan Barat akan turun. Kami sangat mendukung para pengembang untuk membangun pembangkit listrik dengan green energy seperti ini," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Restrukturisasi Dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN sekaligus Komisaris PLN Aloysius Kiik Ro mengatakan arah pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan sebagai sumber energi dan meningkatkan porsinya dalam bauran energi nasional sudah benar.
"Potensi sumber energi terbarukan di Kalimantan terutama biomassa sangat besar. Dengan luasnya lahan perkebunan sawit, cangkang sawit dapat digunakan sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik yang ramah lingkungan dengan harga yang murah dan sustain," kata Alloy.
Adapun pembangkit biomassa ini menggunakan bahan bakar dari energi baru terbarukan berupa cangkang sawit, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya.
Harga material tersebut berkisar Rp600/kg. Diperkirakan kebutuhan bahan bakar untuk memproduksi energi listrik setahunnya sebanyak 98.400 ton per tahun.
Untuk mengamankan pasokan bahan bakarnya, pihak PT Rezeki Perkasa menjalin kerjasama dengan pengusaha perkebunan kelapa sawit (PKS) yang berada tersebar di provinsi Kalimantan Barat. Kedepannya akan dijalin kerjasama dengan pihak pemilik lahan untuk membuat koperasi demi meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Panahatan, General Manager PLTBm PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari mengatakan untuk membangun PLTBm ini pihaknya menginvestasikan dana lebih dari US$21 juta.
"Dari total kapasitas terpasang 1x15 MW, kami dan PLN sudah sepakat untuk menyalurkan sebesar 10 MW terlebih dahulu sesuai perjanjian jual beli yang sudah ditandatangani pada 2016 lalu," ujar Panahatan.
PLN telah menyiapkan jaringan untuk menyalurkan listrik dari PLTBm ini ke Sistem Khatulistiwa. "Kami sudah membangun jaringan listrik tegangan menengah (JTM) 20 kilovolt sepanjang 5,65 kilo meter sirkit (kms) menuju titik interkoneksi di Gardu Induk (GI) Siantan. Langkah ini sebagai komitmen kami dalam mendukung program pemerintah dan menjalankan bisnis yang berwawasan lingkungan," kata Machnizon.