Bisnis.com, DENPASAR—Bali meraup devisa sebesar US$220,60 juta dari ekspor hasil kerajinan skala rumah tangga selama 2017, meningkat US$19,84 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$200,76 juta.
"Pengapalan hasil kerajinan itu mampu memberikan kontribusi 32,46% dari total nilai ekspor Bali sebesar US$679,59 juta," kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Bagawinata di Denpasar, Senin (26/2/2018).
Dia mengatakan, usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang berkembang pesat hingga ke pelosok pedesaan, terutama di daerah gudang seni Kabupaten Gianyar itu mampu menjadi tulang punggung perolehan devisa, sekaligus menopang kehidupan masyarakat setempat.
Hasil kerajinan yang menonjolkan unsur seni yang menembus pasaran luar negeri itu terdiri atas 17 jenis yang umumnya sangat disenangi konsumen dari berbagai negara.
Dari ke-17 jenis itu, hasil industri berbahan baku kayu berupa patung dan jenis cendera mata berbahan baku kayu yang mencapai US$82,54 juta atas pengiriman 34,61 juta unit aneka jenis patung,.
Pengapalan kerajinan perak menyusul dengan US$32,145 juta, kerajinan lain-lain US$17,89 juta, kerajinan logam US$19,78 juta, kerajinan keramik US$1,09 juta, kerajinan kerang US$2,117 juta, dan kerajinan kulit US$5,27 juta.
Selain itu Bali juga mencatat ekspor kerajinan furnitur sebesar US$8,23 juta, kerajinan batu padas US$8,23 juta, kerajinan bambu US$4,76 juta, kerajinan anyaman US$2,77 juta, lukisan US$1,15 juta, kerajinan rotan US$2,04 juta, dan kerajinan terakota US$2,44 juta.
Dari sepuluh jenis produk andalan Bali yang menembus pasaran luar negeri, enam di antaranya paling banyak diserap oleh pasar Amerika Serikat. Adapun produk yang banyak diminati di China adalah olahan ikan dan udang. Singapura juga menjadi tujuan ekspor untuk perhiasan, barang rajutan, dan kerajinan dari bahan baku kulit.