Bisnis.com, JAKARTA—Genting Energy berniat mengajak investor dari China mengembangkan kawasan petrokimia di Bintuni.
Deputi General Manager Genting Energy Wandy Wanto mengatakan investor akan membeli gas yang dihasilkan dari Lapangan Kasuri, Papua Barat yang dikelola oleh Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. Gas yang dihasilkan akan diolah menjadi metanol yang kemudian dimanfaatkan untuk produksi polietilena, polyethylene terephthalate (PET), hingga polipropilena yang digunakan sebagai bahan baku plastik dan kemasan.
"Rencana kapasitas mencapai 1,8 juta metrik ton per tahun. Kami utamakan untuk kebutuhan dalam negeri, sedangkan sisanya untuk ekspor," kata Wandy, Rabu (14/2/2018). Kendati demikian, perusahaan hanya memproyeksik 600.000 ton untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya sebesar 1,2 juta ton untuk pasar ekspor.
Dalam pengembangan kawasan Petrokimia ini, Genting mengambil posisi sebagai produsen. Meski begitu, jika dimungkinkan maka pihaknya juga dapat masuk sebagai pemegang saham di hilir.
"Kami laporkan [ke Menteri Perindustrian] ada investor yang akan masuk ke hilir sehingga upstream juga bisa jalan," katanya.
Wandy mengatakan investor akan memulai tahapan investasi pada Maret 2018 mendatang. Dengan asumsi normal, maka pabrik petrokimia baru ini akan berproduksi pada 2022.