Bisnis.com, JAKARTA—PT Surveyor Indonesia mendorong adanya kebijakan data tunggal (single data) untuk komoditas pangan yang rentan terkena kebijakan impor seperti beras, gula, dan garam.
Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (SI) M. Arif Zainuddin menilai, kebijakan data tunggal sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan pemerintah. Oleh karena itu, pihaknya tengah mendorong adanya pendataan tunggal untuk komoditas pangan impor kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Ada beras, gula, garam, terigu, bawang merah, begitu stok menipis dan dilakukan impor pasti menjadi sesuatu yang sangat sensitif karena data kita tidak akurat. Tidak ada single data yang bisa dipakai oleh semua stakeholder yang berkepentingan di situ,” ujarnya saat berkunjung ke Harian Bisnis Indonesia, Selasa (13/02).
Dia menilai, polemik mengenai kebijakan impor pangan kerap terjadi akibat beragam versi data yang digunakan oleh tiap-tiap pihak yang berkepentingan. Padahal, dia beranggapan kecanggihan teknologi saat ini memungkinkan untuk membuat pemerintah membuat sistem pendanaan yang tunggal dan holistik.
“Ini pekerjaan yang simple. Dengan teknologi semua bisa online, real time dan single data sehingga kita melihat satu masalah dengan sumber yang sama,” ujarnya.
PT SI merupakan BUMN yang menyediakan jasa survey, konsultansi, inspeksi, dan verifikasi. Pada tahun ini, perusahaan tersebut menargetkan pendapatan tahun 2018 sebesar Rp1,21 triliun, tumbuh 20% dibanding tahun 2017 yang diproyeksikan sekitar Rp1,01 triliun.
Salah satu kerja sama baru yang akan dijalani perseroan tahun ini adalah perencanaan desain Terminal IV Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng dengan PT Angkasa Pura II, dan sertifikasi green building untuk Bandara Ngurah Rai Bali dengan PT Angkasa Pura I.