Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Baut Minta Bahan Baku dari Luar Negeri Dibebaskan dari Bea Masuk

Asosiasi Fastener Indonesia berharap pemerintah mengecualikan produk besi dan baja bahan baku baut, paku hingga mur yang didatangkan dari luar negeri dari ketentuan perlindungan perdagangan (safeguards).
Pekerja mengencangkan baut jembatan Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (2/11/20170./JIBI-M. Ferri Setiawan
Pekerja mengencangkan baut jembatan Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (2/11/20170./JIBI-M. Ferri Setiawan

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Fastener Indonesia berharap pemerintah mengecualikan produk besi dan baja bahan baku baut, paku hingga mur yang didatangkan melalui impor dari ketentuan perlindungan perdagangan (safeguards). 

Ketua AFI Rahman Tamin mengatakan pengenaan biaya tambahan untuk bahan baku baut hingga mur akan memukul industri secara telak. Pasalnya banyak jenis baja dan besi produksi dalam negeri yang kadar karbonnya tidak sesuai dengan kebutuhan industri. 

"Terutama untuk jenis medium to high carbon steel," kata Rahman, Senin (12/2/2018) 

Dia mengatakan, pemerintah telah melempar wacana kepada asosiasi mengenai pengenaan safeguards untuk bahan baku besi dan baja. Jika kebijakan ini jadi diterapkan maka dapat merontokkan daya saing produk fastener. 

Pasalnya untuk industri hilir, Kementerian Perdagangan memperlonggar izin dengan menghapuskan prasyarat rekomendasi Kementerian Perindustrian. Adapun di hulu, industri dalam negeri kehilangan daya saing karena mahalnya harga bahan baku.

"Kami dipukul dua kali kalau jadi diterapkan. Padahal ada harapan ekspor ditingkatkan," katanya. 

Asosiasi Fastener Indonesia (AFI) saat ini memiliki anggota sekitar 15 perusahaan. Industri yang memproduksi sekrup, baut, mur, paku, dan komponen otomotif ini menyerap tenaga kerja sebanyak 6.000 orang. 

Utilisasi industri tercatat terus meningkat. Pada 2015 utilisasi pabrik mencapai 45%, kemudian naik menjadi 55% pada 2016, dan naik signifikan sebesar 80% pada 2017. "Tahun lalu nilai penjualan kami mencapai Rp3,2 triliun," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper