Bisnis.com, PADANG—Kementerian Pariwisata meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk menyiapkan dua kawasan yaitu Mentawai dan Mandeh agar menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di masa mendatang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengarahkan pemerintah daerah untuk mengesampingkan ego sektoral dalam pemilihan destinasi pariwisata. Menurutnya, hal tersebut dapat menghambat upaya menyejahterakan masyarakat melalui pariwisata. Di sisi lain, dia menilai polemik mengenai pemilihan destinasi pariwisata di satu daerah merupakan hal yang biasa.
“Pro dan kontra itu sangat biasa. Pertimbangannya adalah kalau di luar Padang, destinasi itu lebih populer,” ujarnya usai seminar nasional dalam peringatan Hari Pers Nasional, Rabu (7/2/2018).
Saat ini, pembentukan KEK Kabupaten Kepulauan Mentawai seluas 2.600 hektare di daerah Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya masih menunggu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan rekomendasi Gubernur Sumatera Barat.
Sementara area di Kawasan Bahari Terpadu Mandeh yang diproyeksikan dapat menjadi KEK adalag sekitar 400 hingga 600 hektare. Namun dari sisi fasilitas dan infrastruktur, Mentawai dinilai lebih siap ketimbang Mandeh.
“Kemungkinan besar Mentawai lebih duluan [terbentuk KEK]. Kalau di atas kertas tanahnya sudah clea. Habis ini saya ke sana kita cek, semoga begitu,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pihaknya siap memfasiitasi pembentukan KEK Mandeh, sehingga memiliki tata kelola tersendiri berupa Badan Otorita layaknya Danau Toba dan Borobudur.
“Kalau bentuknya otorita maka memiliki privilege mencari sumber pendanaan tersendiri. Sekarang Pulau Mentawai mau kita lihat,” ujarnya.
Adapun pada tahun ini, pemerintah memproyeksikan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatra Barat naik menjadi 75.000 orang, sedangkan wisatawan nusantara mencapai 8 juta jturis.
Berdasarkan data BPS, realisasi kunjungan wisman ke Sumbar pada tahun lalu mencapai 56.313 orang, dan kunjungan wisnus 7,78 juta. Sementara pada tahun 2017 (Januari-September) Sumbar berada di peringkat 11 dari 34 provinsi yang menjadi tujuan Penanaman Modal Asing (PMA), dengan investasi total senilai US$ 4,93 juta. Jumlah itu kalah dari provinsi tetangga seperti Sumatera Utara yang berada di peringkat ke-10 dengan perolehan PMA sebesar US$ 6,23 juta.
Sementara untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Sumbar berada di peringkat 12 setelah Nusa Tenggara Timur dan DI Yogyakarta. Adapun perolehannya mencapai US$ 4,12 juta.
Untuk mencapai target kunjungan wisman dan wisnus ke Sumbar, Kemenpar bakal memberikan sejumlah dukungan, baik dari sisi pemasaran maupun wilayah. Dari sisi pemasaran, Kemenpar turut mempromosikan pariwisata Sumbar ke sejumlah roadshow di Eropa, Singapura, Thailand dan Malaysia.
Selain itu, juga memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan acara berskala nasional pada tahun ini, seperti Tour de Singkarak pada 5-14 September, Sawah Lunto International Music Festival pada 19-21 Oktober, hingga Festival Budaya Minangkabau pada 29- 2 Desember mendatang.