Bisnis.com, JAKARTA-- International Atom Energy Agency (IAEA) atau Badan Atom Internasional menilai penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik di negara berkembang menunjukkan tren meningkat.
Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano mengatakan, nuklir merupakan salah satu sumber energi berkelanjutan yang memilki tingkatan emisi karbon paling rendah dibanding lainnya.
Lebih lanjut dia menyatakan kesiapannya untuk membantu pemerintah bila berniat membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Namun, pihaknya menyerahkan kembali kebijakan tersebut kepada pemerintah.
“Peran kami adalah melakukan pendampingan terhadap negara yang memutuskan menggunakan teknologi nuklir untuk mengawasi dari sisi keamanannya,” ujarnya di Kemenristekdikti, Senin (5/2/2018).
Dia menyebut banyak negara yang menunjukkan ketertarikannya menggunakan energi nuklir. Selain Amerika Serikat dan Eropa, negara seperti China dan India juga meningkatkan penggunaan energi nuklirnya. Bahkan, Bangladesh juga baru mengumumkan niatnya untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara tersebut.
“Lebih dari 30 negara telah menunjukkan minatnya terhadap energi nuklir,” tambahnya.
Selain untuk PLTN, dia mengatakan energi nuklir juga bermanfaat untuk berbagai macam hal. Beberapa dia antaranya seperti peningkatan produksi tanaman, pemeliharaan pakan ternak, diagnosa penyakit kanker, hingga mendeteksi polusi udara.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto mengatakan, penggunaan nuklir di dalam negeri masih taraf aman karena pihaknya turut terlibat dalam pengawasan.
“Kita mengawasi seluruh pelaksanaann dan pergerakannya,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam hal ini IAEA juga turut memberikan pendampingan terhadap lembaganya. Menurutnya hingga kini ada banyak ahli nuklir IAEA yang membantu persiapan kondisi darurat dan mengantisipasi risiko kecelakaan nuklir. Lebih lanjut, IAEA juga telah memberikan rekomendasi terhadap pemerintah Indonesia terkait regulasi penggunaan nuklir di Tanah Air.