Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian BUMN sepakat untuk memberi penugasan menyerap tiga komoditas pangan yakni gabah, bawang merah, dan jagung kepada Perum Bulog demi menjaga kestabilan harga.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan rencana penugasan ini merupakan hasil kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).
"Kita Sepakat, intinya bagaimana menyerap produksi pertanian, khususnya bawang yang saat ini harganya jatuh. Kemudian, jagung juga jatuh, ini juga harus diserap, kemudian beras. Tiga-tiganya harus diserap. Kita sepakat bagaimana kita dorong Bulog [untuk menyerap]," kata Amran usai menyampaikan paparan pada acara Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta pada Kamis (1/2/2018).
Untuk gabah, Rakortas menyepakati komitmen agar Bulog bisa menyerap 2,2 juta ton beras yang dimulai sejak Januari hingga Juni 2018 nanti.
Untuk mewujudkan hal ini akan digunakan tiga instrumen antara lain menyerap gabah di luar kualitas dengan kadar air hingga 30%, menyerap gabah sesuai harga pembelian pemerintah (HPP), menyerap gabah dengan 10% fleksibilitas hpp, dan menyera gabah dengan harga lebih dari 10% fleksibilitas HPP untuk dijual sebagai beras komersil.
"Jadi, kualitasnya dibawah, kadar airnya, kan musim hujan nih, itu dibeli dengan harga di luar kualitas, kemudian hpp, kemudian diatas hpp ada felksibilitas 10%, kemudian komersil, diatas lagi yg premium dan seterusnya, dibeli. Jadi ga ada celah petani [merugi]. Amanat Presiden betul-betul kita ini, pemerintah, melindungi petani," jelasnya.
Sementara itu, untuk bawang, Bulog disepakati akan ditugaskan untuk menyerap sebanyak-banyaknya di harga Rp15.000 per kilogram. "Ya harga bawang memang kita ini ada pekerjaan berat yang harus diselesaikan, rantai pasok. Harga bawang Rp6.000-Rp7.000 per kg, kadang Rp8.000 per kg di lapangan, tapi di pasar masih Rp26.000 per kg-Rp28.000 per kg. Itu berarti ada 300% - 400% disparitasnya. Ini harus kita selesaian bersama," ungkapnya.
Selain melakukan penyerapan, kementerian juga akan berusaha terus mendorong ekspor bawang. Saat ini, menurut Amran, Indonesia telah mengekspor bawang ke 6 negara. Dengan demikian, petani diharapkan akan terus berkeinginan menanam bawang sehingga target swasembada dan perluasan ekspor bisa terus terjaga.
Adapun untuk jagung, Bulog akan didorong untuk bisa menyerap hingga harganya bisa berada di level Rp3.150 per kilogram. Sama seperti bawang, selain penyerapan, ekspor juga akan didorong. Saat ini, kata Amran, Indonesia melirik kebutuhan konsumsi jagung negara tetangga, Malaysia, yang mencapai kira-kira 3 juta ton.
Hal ini juga dibenarkan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Dia mengimbau agar baik petani, masyarakat atau pihak manapun tidak perlu khawatir.
"Kita akan segera selesaikan jagung yang harganya turun. Juga kami tidak mau lagi petani bawang tidak mau menanam karena harganya. Kami berdua [Enggar dan Amran] berbicara bahwa penugasan akan segera kita keluarkan kepada Bulog untuk membeli," katanya.
"Kita menugaskan Bulog untuk membeli gabah sesuai dengan berapapun panennya, jadi, kita tidak usah ada kekhawatiran," tambahnya.