Bisnis.com, MALANG—PT Sarinah (Persero) melakukan ekspansi dengan membuka gerai baru di Mekkah dengan menggandeng peritel lokal, Al Burhan.
Presiden Direktur PT Sarinah GNP Sugiarta Yasa mengatakan pembukaan gerai baru Sarinah di Mekkah itu diperkirakan dapat direalisasikan sebelum akhir semester I/2018.
“Jadi dalam kerja sama tersebut, kami tidak melakukan investasi, kecuali memasok barang,” katanya di sela-sela Penandatanganan MoU PT Sarinah dan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia di Kota Malang, Kamis (1/2/2018).
Gerai sepenuhnya disediakan mitra lokal, Al Burhan. Namun Al Burhan meminta izin menggunakan dua lantai menggunakan nama Sarinah karena brand-nya sudah kuat sebagai perusahaan ritel di Indonesia.
Pasokan barang ke department store di Mekkah itu pun, karta dia, dengan sistem cash and carry. Dengan demikian, Sarinah tidak memiliki risiko apa pun dalam kerja sama tersebut.
Produk-produk yang dipesan a.l handicraft, furniture, wastra, dan makanan olahan. Al Burhan telah memesan barang-barang tersebut senilai Rp2 miliar, sedangkan jika nanti telah beroperasi, diperkirakan nilai pemesanan mencapai Rp8 miliar/tahun.
Baca Juga
Al Burhan dan Sarinah membuka gerai tersebut, kata dia, karena potensi pasarnya memang cukup besar. Dari jamaah umroh asal Indoensia saja, angkanya sudah mencapai 70.000 jamaah/tahun. Belum termasuk jamaah haji.
Dengan adanya gerai tersebut, maka dapat membantu jamaah umroh dan haji, terutama dari Indoensia untuk memenuhi kebutuhannya.
Terkait dengan pasokan ke handicraft, furniture, wastra, makanan olahan, dan lainnya, kata Sugiarta, PT Sarinah telah menggandeng 1.000 UMKM.
Namun-namun barang-barang produk UMKM sebelum masuk ke Sarinah, maka dikurasi terlebih dulu sehingga benar-benar layak dipajang di department store tersebut.
Dengan adanya gerai Sarinah di Mekkah, Arab Saudi, maka peluang produk UMKM yang telah bekerja sama dengan PT Sarinah untuk dapat memasuki pasar ekspor, menjadi lebih besar.
Ada 18 gerai Sarinah di kota-kota besar di Indonesia, tahun ini akan ditambah 10 gerai lagi, terutama yang berada di bandara-bandara besar, kerja sama dengan PT Angkasa Pura.
Gerai-gerai baru Sarinah itu seperti di Banyuwangi, Manado, Lombok, dan terminal kedatangan dan keberangkatan internasional di Jakarta.
Dengan banyaknya gerai Sarinah, maka kebutuhan terhadap pasokan produk menjadi lebih besar. Karena itulah,
BUMN terus berupaya menjalin kerja dengan UMKM-UMKM baru, seperti UMKM yang ada di Malang dan sekitarnya yang diikat dalam penandatanganan nota kesepahaman tersebut.
Direktur Eksekutif Himpunan Pengusaha Santri Indonesia M. Sulaiman menegaskan kehadiran Sarinah yang bersedia menampung produk UMKM yang tergabung dalam asosiasi tersebut sangat melegakan karena problem dari sektor usaha justru pada penyerapan pasar.
“Seperti produk UMKM di Batu, ada sekitar 65 produk dan bermutu serta bersertifikasi, namun untuk masuk di supermarket maupun department store ternyata tidak mudah. Sangat sulit,” ujarnya.