DENPASAR—PT Kimia Farma (Persero) Tbk menargetkan mampu memproduksi sekitar 30 juta alat tes kesehatan dalam setahun atau sekitar 100.000 per hari di pabrik rapid test yang baru diresmikan di Denpasar, Bali.
"Kami targetkan bulan Februari mendatang sudah mulai beroperasi," kata Direktur Utama PT Kimia Farma (Persero) Tbk Honesti Basyir setelah peresmian fasilitas produksi alat kesehatan di Denpasar, Rabu (24/1/2018).
Perusahaan menginvestasikan sekitar Rp26 miliar untuk penyediaan alat produksi dan pembangunan gedung yang mulai dibangun sejak Agustus 2016 berlokasi di Jalan Cargo Taman II Denpasar seluas 375 meter persegi.
Dia menjelaskan alat tes kesehatan yang diproduksi secara massal di fasilitas tersebut adalah alat tes kehamilan (hCG), hepatitis (HBsAg), sifilis, malaria, dan dengue (IgG/IgM).
Perusahaan juga mengembangkan dua alat tes kesehatan, yakni HIV I dan II dan tes narkoba untuk morfin, kokain, mariyuana, amphetamine, methamphetamine, ekstasi, dan benzodiazepine.
Produk alat tes kesehatan yang dihasilkan itu dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit, tes medis untuk pemeriksaan medis awal dengan menggunakan peralatan yang sederhana serta memberikan hasil dalam waktu yang cepat.
Perusahaan mengincar pengadaan kebutuhan Kementerian Kesehatan melalui Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dan pasar swasta dengan memasok alat tes kesehatan untuk rumah sakit dan klinik.
Sementara itu Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek yang meresmikan fasilitas produksi tersebut mendorong BUMN bidang farmasi itu untuk meningkatkan pasar domestik dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Menkes juga mengapresiasi pengembangan produksi berbasis pengembangan dan penelitian perseroan sehingga dapat memproduksi alat tes kesehatan tersebut. "Semoga di Bali yang selama ini terkenal dengan industri pariwisata, ke depan juga menjadi terkenal dengan industri alat kesehatan," katanya.