Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nelayan Cantrang Mau Beralih Alat Tangkap,Tapi...

Nelayan cantrang bersedia beralih alat penangkap ikan selama alat tangkap alternatif itu lebih produktif. Sayangnya, perbankan di Tanah Air belum mendukung.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mensesneg Pratikno (keempat kanan) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) mendengarkan aspirasi perwakilan nelayan terkait pelarangan penggunaan cantrang di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/1)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Mensesneg Pratikno (keempat kanan) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) mendengarkan aspirasi perwakilan nelayan terkait pelarangan penggunaan cantrang di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/1)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Nelayan cantrang bersedia beralih alat penangkap ikan selama alat tangkap alternatif itu lebih produktif. Sayangnya, perbankan di Tanah Air belum mendukung.

Sekalipun bersikukuh cantrang tidak merusak lingkungan, Rasmijan, salah satu perwakilan nelayan cantrang yang bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, mengatakan nelayan sebenarnya bersedia beralih ke alat tangkap lain selama lebih menguntungkan dari cantrang.

Dia memberi contoh pukat cincin (purse seine) dan pancing. Sebaliknya, berdasarkan pengalaman nelayan asal Pati, Jawa Tengah, itu, jaring insang (gillnet) tidak produktif.

Namun, modal untuk membeli alat tangkap menjadi ganjalan. Di sisi lain, ketentuan perbankan sejauh ini tidak akomodatif terhadap kondisi nelayan, misalnya keterbatasan aset untuk agunan dan kebutuhan tenggang waktu (grace period) cicilan pokok dan bunga selama kapal dimodifikasi.

Padahal, modifikasi kapal membutuhkan waktu berbulan-bulan, termasuk untuk inden alat tangkap dan mencari tukang. Selama itu pula, nelayan tidak melaut dan tidak ada pemasukan.

"Maukah bank memberi pinjaman tanpa agunan? Maukah pinjaman dicicil setelah kapal berangkat [melaut]? Tidak mau," kata Rasmijan, Kamis (18/1/2018).

Ketua Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI) Riyono mengatakan nelayan cantrang menunggu payung hukum atas keputusan pemerintah memperbolehkan mereka melaut kembali.

"Kami berpegang teguh pada pernyataan Presiden, bahwa kami boleh melaut lagi tanpa batas waktu. Kalau Bu Susi [Menteri Kelautan dan Perikanan] menyampaikan lain, kami tidak bisa berkomentar. Kami tetap menunggu 'hitam di atas putih'," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper