Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BERAS MEDIUM LEWATI HET; Mendag Panggil Distributor Beras & Aprindo

Kementerian Perdagangan menggelar rapat sore ini, Kamis (11/1/2018), menyusul kenaikan harga beras yang masih terjadi
Ilustrasi./Bisnis-Endang Muchtar
Ilustrasi./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perdagangan menggelar rapat sore ini, Kamis (11/1/2018), menyusul kenaikan harga beras yang masih terjadi.

Bisnis mendapat informasi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menggelar rapat dengan tema Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pasokan, di Kemendag, yang akan dimulai pada pk. 17.30 WIB.

Dalam rapat tersebut, Kemendag mengundang pengurus Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan sejumlah distributor beras.

Seperti diketahui, pemerintah diimbau menambah pasokan beras medium untuk mengerem kenaikan harga yang masih berlangsung

Pantauan Bisnis di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kenaikan harga beras pada 10 Januari 2018 dibandingkan awal tahun ini, bahkan ada yang sudah mengalami peningkatan 14%.

Dari data PIBC kenaikan beras Cianjur slyp (pandan wangi) sebesar 1,9% menjadi Rp 13.150/kg, setra (4,2%) ke Rp13.550, saigon (4,0%) jadi Rp12.700, muncul I (8,4%) ke Rp12.575,  muncul II (5,5%) ke Rp11.750, muncul III (7,38%) jadi Rp11.275, IR-64-I (5,5%) ke Rp12.450, IR-64-II (6,3%) menjadi Rp11.800, IR-64-III (14,1%) ke Rp8.900 (beras operasi pasar Bulog).

Kalangan pedangang mengemukakan semestinya pasokan ditambah untuk menurunkan harga beras medium sehingga bisa mematuhi beleid Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nom. 57/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras. Beleid itu menetapkan HET beras medium Rp9.450/kg.

Apalagi diperkirakan panen raya baru akan terjadi pada akhir Februari  sampai Maret 2018, atau setidaknya dua bulan ke depan.

“Dalam kondisi harga sudah tinggi tidak mungkin pelaku usaha menyimpan. Yang ada melakukan penjualan. Itu sudah aktivitas,” kata Nellys Soekidi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) kepada Bisnis, Rabu (10/1).

Sementara itu pedagang beras PIBC yang juga tergabung dalam Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (Koppic) Jaya Moch. Muchlis Marzuki mengemukakan  kenaikan harga gabah menjadi salah satu penyebab kalangan produsen lebih memilih menjual harga premium ketimbang mendium.

Dia mendapat informasi saat ini harga gabah kering giling bahkan ada yang sudah menembus Rp6.000/kg, rendemen umumnya sekitar 55%. Dengan demkian untuk menghasilkan gabah tersebut menjadi beras diperlukan modal sekitar Rp11.000 per kg.

Belum lagi ongkos mengolahnya sekitar Rp50-Rp100/kg, dan ongkos angkut beras  bisa mencapai Rp200-Rp300/kg.

“Pelaku [bisnis] akan berusaha supaya padi jadi [beras] premium, supaya harga terkejar,” kata Muchlis.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Ninuk Rahayuningrum mengemukakan kenaikan harga beras medium saat ini akibat panen di sejumlah wilayah di Indonesia menghasilkan kualitas gabah yang baik, sehingga turut menaikan harga gabah menjadi lebih dari Rp6.000/kg.

Dia mengatakan harga gabah yang tinggi untuk kelas medium merangkak dari sebelumnya hanya Rp4.600. Sehingga produsen kesulitan membuat beras medium. Akibatnya membuat stok beras kelas dua itu menipis.

"Panen saat ini ada, tapi kualitas gabahnya bagus, sehingga misalnya kalau hitung-hitungan untuk menjadi beras seharga Rp9.450/kg sedangkan gabah tinggi, dia proses ini itu terus di [hargai] Rp9.450/kg nangis dia lah. Jadi mereka jual di premium karena gabahnya bagus kemungkinan untuk pecah kecil. Kadar airnya bagus karena banyak matahari," tuturnya.

Ninuk menolak jika kondisi ini dimanfaatkan pedagang untuk melakukan shifting. Menurutnya tindakan itu dilakukan bila ada gabah kualitas kurang baik, namun dikemas menjadi beras premium. Sementara itu, kondisi gabah yang dihasilkan baik.

Kondisi tersebut, ujarnya, menggerakkan pemerintah melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras medium dari Badan Urusan Logistik (Bulog). Jumlah beras yang digelontorkan sekitar 13.000 ton per hari. Kemendag juga tidak membatasi berapa lama operasi pasar ini dilakukan. Upaya ini dilakukan hingga harga beras stabil.

"Operasi pasar berjalan terus sampai Maret saat panen raya di seluruh Indonesia. Karena pasokan tinggi sehingga turun harga. Insya Allah," paparnya.

Menurutnya, penurunan harga beras dan gabah saat panen raya setidaknya diakibatkan dua hal. Selain beras berlimpah ketika panen, salah satu pendorong lainnya ialah kualitas gabah yang kurang baik akibat cuaca yang tidak menentu. Faktor ini menghasilkan gabah terlalu basah dan sulit dikeringkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper