Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri jasa pertambangan diprediksi bakal hati-hati berinvestasi untuk menambah stok alat berat pada 2018.
Ketua Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Tjahyono Imawan mengatakan perusahaan jasa masih belum sepenuhnya yakin tingginya harga komoditas bisa bertahan dalam jangka waktu lama.
Oleh karena itu, investasi penambahan alat berat akan dilakukan secara bertahap.
"Mereka masih akan hati-hati dalam berinvestasi. Mereka tidak mau mengambil risiko karen belum tahu kenaikan harga ini sustain untuk beberapa tahun ke depan atau hanya dalam dua tahun saja," katanya kepada Bisnis, Jumat (22/12/2017).
Kalaupun menambah alat berat secara besar-besaran, bisa jadi perusahaan akan sulit mendapatkan suku cadang untuk alatnya tersebut.
Pasalnya, perusahaan-perusahaan yang menyediakan suku cadang mungkin saja ikut berhati-hati dalam berinvestasi.
Baca Juga
Sejak meninggalkan level tertinggi pada 2011, harga komoditas terus mengalami penurunan. Baru pada akhir 2016 kondisi mulai berbalik.
Batu bara contohnya. Harga batu bara acuan (HBA) sepanjang tahun ini mencatatkan kinerja positif dengan rata-rata tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Kendati belum pernah menyentuh level US$100 per ton seperti pada Desember 2016, rata-rata HBA pada tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata HBA 2016.
Rata-rata HBA sepanjang tahun ini tercatat senilai US$85,92 per ton atau lebih tinggi 38,94% dibandingkan rata-rata HBA pada tahun lalu yang hanya US$61,84 per ton.