Bisnis.com, JAKARTA—PT Petrokimia Gresik berencana mengeluarkan produk baru, yaitu pupuk NPK yang terdiri dari nitrogen dan fosfat pada kuartal I/2018.
Produk pupuk yang dihasilkan Petrokimia Gresik antara lain urea, ZA, SP-36, ZK, phonska, NPK, pupuk spesifikasi komoditi, petroganik, petro biofertil, dan KCL serta rock poshpate.
Penjualan pupuk Petrokimia Gresik untuk pasar ritel domestik terbagi menjadi dua, yaitu pupuk untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai yang terpusat di Jawa dan pupuk untuk tanaman perkebunan, seperti karet dan kelapa sawit, yang banyak disalurkan ke Sumatra dan Kalimantan.
Kebutuhan NPK dalam negeri untuk kebun rakyat dan korporasi masih belum bisa dipenuhi oleh produsen domestik. Produksi NPK Pupuk Indonesia Grup saat ini sekitar 3,1 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan NPK domestik mencapai 8 juta ton per tahun.
"Petrokimia Gresik memproduksi NPK 2,7 juta ton per tahun," ujar Kadek K. Laksana, GM Pemasaran dan Logistik Petrokimia Gresik
Kadek menyebutkan saat ini kinerja industri pupuk secara keseluruhan mengalami koreksi karena harga jual produk menurun. Hal ini dikarenakan harga minyak dan gas dunia juga mengalami penurunan.
"Harga jual yang kami asumsikan dalam anggaran, angkanya tidak bisa tercapai. Capaian profit kami tahun ini mungkin 60% hingga 70% dari target," ujarnya.
Kendati raihan laba diperkirakan tidak mengalami pertumbuhan dari tahun lalu, penjualan pupuk perseroan secara volume meningkat secara tahunan.
Penjualan pupuk perseroan mencapai 5,1 juta ton dan diperkirakan naik tipis sebesar 1% dari realisasi penjualan tahun lalu. Penjualan anak usaha PT Pupuk Indonesia ini didominasi oleh pupuk subsidi, yaitu sebesar 70%.
Jenis pupuk yang banyak dipasarkan perseroan adalah pupuk NPK. Tahun ini, Petrokimia Gresik memasok 2,4 juta ton NPK dari total pupuk subsidi yang dibeli pemerintah sebesar 2,7 juta ton.
"Untuk urea, kami hanya sedikit. Dari 4,1 juta ton urea subsidi, kami hanya sekitar 320.000 ton," katanya.