Bisnis.com, CIREBON—Samudera Luas Paramacitra memproduksi produksi rubber airbag sebanyak 30 unit per bulan atau diperkirakan mencapai 360 unit dalam setahun.
Martinus Liman Subroto, Presiden Direktur Samudera Luas Paramacitra optimistis produksi rubber airbag ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap barang impor dari China yang mencapai lebih dari 1.000 unit per tahun.
"Kami masih punya lahan baru sehingga dapat terus meningkatkan kapasitas produksi sampai memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujarnya.
Saat ini telah ada beberapa pelaku industri galangan kapal yang berminat untuk membeli produknya. Rubber airbag milik perusahaan ini dinilai memiliki kelebihan seperti lebih ekonomis, minim perawatan, dan bersertifikasi internasional.
Produk ini telah siap untuk diproduksi massal karena telah memenuhi standar ISO. Bahkan, dari hasil uji tersebut menunjukkan kekuatan rubber airbag perusahaannya lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang ditetapkan secara internasional.
Sementara itu, Taufik Bawazier, Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyampaikan pihaknya akan terus berupaya untuk mendorong pengembangan sektor industri karet, khususnya hilir. Hal ini untuk memaksimalkan konsumsi karet alam domestik dan menyediakan karet sintetik dan carbon black yang belum diproduksi di dalam negeri.
Kemenperin mencatat, rubber airbag dan bantalan kapal serta dermaga merupakan produk yang diperlukan untuk mendukung program tol laut yang dicanangkan pemerintah. Kebutuhan bantalan karet peluncur kapal di Indonesia mencapai sekitar US$8,7 juta per tahun. Saat ini seluruh kebutuhan masih berasal dari impor.