Bisnis.com, JAKARTA - Perum Perumnas pernah meriset permintaan pasti akan kebutuhan hunian di masyarakat berada pada kisaran 2,7 juta unit.
Dari angka tersebut 2,3 juta unit saja berasal dari Jabodetabek sisanya 400.000 unit berasa dari daerah lainnya di Indonesia.
Direktur Keuangan Perum Perumnas Eko Yuliantoro mengatakan dengan kondisi pasar yang pasti di atas, perusahaan selalu menggencarkan strategi yang berbeda di tiap wilayah yang dimasuki sebagai target pengembangan.
Meski sejauh ini perusahaan masih akan mengoptimalkan sinergi BUMN sebagai mandat percepatan penyediaan hunian bagi masyarakat.
Seiring dengan hal tersebut, Eko melanjutkan pihaknya akan optimis memasang target hingga Rp3,5 triliun pada 2018 mendatang atau naik dari Rp2,8 triliun tahun ini.
"Per kuartal III kemarin kami sudah kantongi sekitar Rp1,6 triliun, kami akan capai target tahun ini karena belum memasukan hasil penjualan beberapa proyek baru dan yakin tahun depan akan lebih baik lagi," katanya kepada Bisnis, Senin (11/12/2017).
Baca Juga
Menurut Eko, tahun depan perusahaan juga akan melakukan kerjasama hasil sinergi BUMN selain dengan PT KAI. Sayangnya, dirinya belum berani menjabarkan secara detail.
Sisi lain, perusahaan juga akan gencar mengaplikasikan sistem pra cetak pada setiap pengembangan proyek untuk memaksimalkan efektifitas dan efisiensi baik dari sisi pembiayaan, waktu pengerjaan, hingga kualitas produk.
Sementara itu, Eko menilai, saat ini pemerintah harus lebih aktif memberikan insentif pada masyarakat sebagai upaya kemudahan membeli rumah.
Menurutnya, akan sia-sia jika pengembang gencar melakukan pembangunan tetapi tidak diserap pada masyarakat yang membutuhkan.
"Masyarakat itu ingin dukungan nyata pemerintah, sekarang ini butuh waktu yang lama hanya untuk menyelesaikan berkas perbankan dalam kaitannya pengajuan KPR belum lagi tidak ada peran nyata pemerintah yang bertindak misalnya menjamin bahwa masyarakat bisa menikmati bunga yang rendah," tuturnya.