Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri TPT Pacu Penjualan di Pasar Dalam Negeri

Kementerian Perindustrian mengapresiasi secara positif kinerja Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Impor Berisiko Tinggi (PIBT) yang baik. Hal ini berdampak pada produktivitas industri tekstil dan produk tekstil bertumbuh.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian mengapresiasi secara positif kinerja Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Impor Berisiko Tinggi (PIBT) yang baik. Hal ini berdampak pada produktivitas industri tekstil dan produk tekstil bertumbuh.

Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyampaikan pemerintah telah berhasil mengurangi impor borongan melalui satgas yang telah terbentuk pada awal semester kedua tahun ini. Adapun langkah tersebut berdampak pada industri TPT dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 60%.

Menurutnya, faktor pendongkrak lain adalah melalui penerapan kebijakan fiskal dan non-fiskal dari beberapa paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini diambil sebagai langkah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

“Misalnya, memfasilitasi pemberian insentif fiskal berupa tax allowance untuk industri yang mengembangkan vokasi dan inovasi,” kata Sigit dalam siaran pers, Sabtu (9/12/2017).

Adapun guna mendukung peningkatan kinerja industri TPT nasional, pemerintah juga memangkas berbagai peraturan, perizinan, dan birokrasi agar memudahkan pelaku industry dalam berusaha di Indonesia.Selain itu, mengawal sistem pengupahan untuk menjamin kepastian bagi tenaga kerja dan pelaku usaha dan mengembangkan pusat logistik berikat (PLB).

Sementara itu, Ade Sudrajat, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), menargetkan penjualan TPT di dalam negeri bakal melonjak hingga US$9,3 miliar. Jumlah tersebut naik sebesar 32,85% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai US$7 miliar.

Dia menjelaskan tingginya penjualan dalam negeri tersebut didorong oleh Satgas PIBT. Hal ini dapat membendung impor tekstil yang pada beberapa waktu lalu mendominasi pasar Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper