Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV menyatakan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, tetap berlangsung seperti biasa, meski ada alat container crane (CC) yang sedang dilakukan pemeliharaan.
Direktur Fasilitas dan Peralatan PT.Pelindo IV Farid Padang mengatakan saat ini total ada tujuh CC yang difungsikan oleh Terminal Petikemas Makassar (TPM) dan satu CC memang sedang dalam pemeliharaan.
"Namun [pemeliharaan] itu tidak pernah mengganggu aktivitas bongkar muat di TPM karena kondisi tersebut adalah hal yang biasa terjadi,” kata Farid melalui siaran pers PT Pelindo IV pada Senin (13/11/2017).
Dia mengatakan justru pemeliharaan alat adalah langkah perseroan untuk selalu dapat melayani bongkar muat barang dengan maksimal. “Karena, bagaimana bisa maksimal bongkar muat barang jika alat yang dimiliki dalam keadaan tidak baik.”
Apalagi, lanjut Farid, pemeliharaan alat CC khususnya di TPM tidak lantas membuat aktivitas bongkar muat menjadi lambat atau terganggu. Karena dengan enam CC yang masih berfungsi dengan baik saat ini, sehingga aktivitas bongkar muat tetap berlangsung seperti biasa.
General Manager TPM Yosef Benny Rohy mengatakan jumlah alat yang mumpuni ditambah dengan pelayanan di TPM yang sejak lama sudah menerapkan sistem 1 x 24 jam selama 7 hari, kondisi pemeliharaan alat itu sama sekali bukan hambatan untuk aktivitas bongkar muat yang ada.
Namun, imbuhnya, jika ternyata masih terlihat ada antrean kapal di Pelabuhan Makassar, biasanya bukan karena kegiatan bongkar muatnya belum bisa terlayani akibat adanya satu alat CC yang sedang dimaintenance. "Tetapi, antrean masih terjadi karena pemilik barang belum melengkapi dokumen yang dibutuhkan, atau dokumennya masih sedang diurus, sehingga barangnya belum bisa dibongkar."
Selain itu, kata dia, antrean kapal juga kerap terjadi akibat kedatangan kapal yang bersamaan karena belum semua pelayaran melaksanakan windows sistem.
Yosef mengatakan kondisi kapal yang tiba secara bersamaan merupakan kondisi yang tidak biasanya. Ditambah lagi, terdapat beberapa kapal yang lambat keluar karena masih menunggu muatan.
Itulah sebabnya, kata dia, perlu diterapkan windows sistem agar seluruh aktivitas kapal dapat terjadwal dan terencana, sehingga nantinya tidak ada lagi kedatangan kapal yang menumpuk bersamaan di satu waktu. Hal ini tentu akan menguntungkan dan bermanfaat bagi semua pihak.
"Pada prinsipnya, kami juga tidak mau ada kapal yang antre di pelabuhan. Tapi, kami juga tidak bisa melakukan bongkar muat jika barangnya belum dilengkapi dengan dokumen yang semestinya,” tuturnya.
Yosef menuturkan pihaknya selalu optimistis arus bongkar muat barang di TPM meningkat antara 2% - 3% setiap tahun. Pada 2016 lalu, TPM berhasil mencatatkan kinerja bongkar muat barang sebanyak 484.161 twentyfoot equivalent units (TEUs), atau meningkat sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun ini kami targetkan arus bongkar muat barang mencapai 496.733 TEUs hingga akhir 2017 nanti,” ujarnya.