Bisnis.com, JAKARTA - Penataan kampung nelayan menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Program ini bertujuan mengembangkan permukiman pesisir berbasis ekonomi perikanan di berbagai lokasi.
Menteri Pekerjaan Umumk dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono mengatakan 11 kawasan permukiman pesisir akan ditata. Dia menjelaskan dari 11 kawasan ada tiga kawasan yang saat ini dalam masa konstruksi.
Basoeki menjelaskan kampung nelayan Tegalsari di Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah satu dari tiga lokasi penataan kawasan nelayan oleh Kementerian PUPR yang ditargetkan selesai pada 2018. Dua lokasi lainnya adalah Kampung Sumber Jaya di Bengkulu dan Kampung Beting di Pontianak, Kalimantan Barat.
Tegalsari merupakan salah satu kawasan kumuh di Kota Tegal memiliki luas 27 hektare dan dihuni 2.456 jiwa yang sebagian besar nelayan dengan tingkat kekumuhan sedang.
Kondisi jalan lingkungan bervariasi dengan lebar antara 1-3 m dan berkelok-kelok tanpa dilengkapi drainase. Elevasi jalan sangat rendah, sehingga cenderung terjadi genangan pasca air pasang (banjir rob).
"Tingkat kepadatan bangunan di kawasan cukup tinggi sehingga rawan bencana kebakaran (sempadan bangunan terhadap jalan berkisar 0-0,5 m). Di kawasan ini terdapat ruang publik berupa lapangan namun sebagian titik digunakan untuk menjemur pakaian," ungkapnya pada Senin (13/11/2017).
Warga masih membuang sampah sembarangan dan banyak warga juga masih baung air besar di tepi sungai dan membuang air limbah domestik langsung ke sungai. Sedangkan untuk sumber air minum, sebagian penduduk telah memanfaatkan sumber dari PDAM, namun masih ada sebagian yang menggunakan air tanah dangkal yang tidak layak dikonsumsi.
Penanganan Tegalsari mulai diinisiasi pada 2015 dengan kolaborasi antara Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Pemerintah Kota Tegal.
Komitmen Wali Kota Tegal dalam penanganan Kampung Tegalsari ditunjukkan dengan diterbitkannya SK Wali Kota Tegal Tahun 2014. Pada Juli 2016, implementasi penanganan Tegalsari dimulai dengan pembangunan tahap I yang meliputi antara lain turap dan penataan jalan lingkungan tepi air, drainase, jalan sekitar sekolah, MCK komunal, ruang terbuka hijau, dan jalan lingkungan.
Pembangunan Tahap I dengan alokasi dana sebesar Rp 16 miliar merupakan langkah awal yang dilakukan secara simultan dengan penyusunan rencana penataan kumuh lebih menyeluruh yakni agenda penataan lingkungan Kampung Tegalsari Tahun 2017-2019.
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), Ditjen Cipta Karya Rina Farida menjelaskan saat pertama kali dimulai penataan, kawasan tersebut sangat kumuh dan padat serta cukup banyak yang harus dikerjakan.
"Tantangannya cukup berat, namun kami optimistis dapat meningkatkan kualitas permukiman disini dan diharapkan dapat turut meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya," ungkapnya.
Penataan kampung nelayan Tegalsari dilanjutkan dengan anggaran tahun jamak 2017-2018 sebesar Rp78,11 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT Dharma Perdana Muda.
Pekerjaan meliputi pemasangan tiang pancang total 16.000 meter, pembangunan jalan paving sepanjang 1.780 meter, jalan lingkungan beton sepanjang 2.754 meter, jetty apung, drainase sepanjang 1.565 meter, penataan ruang terbuka hijau dilengkapi enam gazebo dan tiga unit MCK komunal. Progres fisik pekerjaan saat ini 11 persen.
Delapan kawasan nelayan lain yang akan ditata meliputi Kawasan Nelayan Indah (Kota Medan), Kampung Kuin (Kota Banjarmasin), Kampung Karangsong (Kota Indramayu), Tambak Lorok (Kota Semarang), Moro Demak (Kabupaten Demak), Kampung Untia (Kota Makassar), Kampung Oesapa (Kota Kupang), dan Hamadi (Kota Jayapura).