Bisnis.com,JAKARTA — Peternak meminta pemerintah melakukan perlindungan masuknya serbuan daging ayam dari Brasil karena dinilai dapat membunuh industri perunggasan nasional.
Sekretaris Jenderal Dewan Peternakan Nasional ( Sekjen Depernas) Ade M Zulkarnain mengatakan pemerintah tidak boleh tinggal diam atas kemenangan beberapa poin gugatan Brasil di forum World Trade Organization (WTO). Dia meminta kepada pemerintah untuk terus melindungi peternak di dalam negeri.
“Aspek halal misalnya bisa dijadikan alasan untuk membendung tuntutan Brasil,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (26/10/2017).
Ade menilai apabila keran impor daging ayam dari Brasil terbuka akan membunuh industri perunggasan di dalam negeri. Apalagi biaya produksi peternakan unggas domestik lebih tinggi.
Saat ini, sambungnya, kondisi harga daging ayam dan telur ayam sedang terpuruk atau berada di bawah harga pokok pembelian (HPP).
“Rendahnya harga live bird di tingkat peternak berkisar antara Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram,” jelasnya.
Dia menambahkan saat ini realisasi produksi day old chicken (DOC) FS pada Agustus 2017 mencapai 53 juta ekor per minggu. Jumlah itu melebihi produksi DOC FS untuk kebutuhan puasa dan lebaran.
“Potensi produksi DOC FS untuk November 2017 sampai dengan Juni 2018 cukup tinggi lebih dari 60 juta ekor per minggu,” imbuhnya.