Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Pacu Ekspor Tekstil

Kementerian Perindustrian memacu pertumbuhan industri tekstil pada 2017 dapat mencapai 2,59% atau setara dengan nilai ekspor sebesar US$12,09 miliar.
Karyawan mengambil gulungan benang di salah satu pabrik tekstil yang ada di Jawa Barat./JIBI-Rahmatullah
Karyawan mengambil gulungan benang di salah satu pabrik tekstil yang ada di Jawa Barat./JIBI-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian memacu pertumbuhan industri tekstil pada 2017 dapat mencapai 2,59% atau setara dengan nilai ekspor sebesar US$12,09 miliar.

Achmad Sigit Dwiwahjono, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini diprediksi akan mencapai 5,1% hingga 5,2% atau lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar 5,02%. Momentum tersebut harus ditangkap oleh industri tekstil yang kini telah menunjukkan grafik positif dibandingkan dengan tahun lalu.

"Industri tekstil dan produk tekstil [TPT] pada semester I/2017 bertumbuh sebanyak 1,92% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016. Sedangkan, Kemenperin mencatat, pertumbuhan pada 2016 terhitung turun sebanyak 0,13% dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Sigit dalam acara Pameran Integrated Textile Trade Show 2017 (Intex 2017) & Home Textile And Furnishing, Rabu (25/10/2017).

Adapun penjualan industri TPT nasional pada kuartal ketiga tercatat mengalami kenaikan permintaan rerata sebanyak 30% di pasar domestik. Hal ini berdampak terhadap peningkatan utilisasi produksi dalam negeri sekitar 5%—10%. Kenaikan penjualan dan utilisasi tersebut seiring dengan kerja Satuan Tugas Penertiban Impor Barang Berisiko Tinggi (Satgas PIBT) yang mulai efektif pada awal semester II/2017.

Sementara itu, Kemenperin menargetkan pada 2019 laju pertumbuhan industri TPT akan naik sebesar 3,56% dengan nilai ekspor industri TPT senilai US$15 miliar dan menyerap tenaga kerja sebesar 3,11 juta orang.

Untuk terus mendorong perkembangan industri tekstil, Kemenperin menggandeng Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia menyusun peta jalan tentang TPT nasional yang terintegrasi hulu-hilir sampai dengan 2035.

Sigit menambahkan jika pemerintah berpartisipasi dalam peningkatan kinerja industri TPT dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang dapat membantu kemudahan dalam usaha seperti, pendidikan vokasi, deregulasi beleid yang menghambat pertumbuhan, serta ikut berperan dalam penelitian dan pengembangan produk TPT.

Selain itu, guna meningkatkan supply chain terutama pasokan bahan baku kapas, Kemenperin bersama dengan stakeholder akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Diharapkan pertemuan tersebut kedua negara akan saling mendukung mengenai ketersediaan bahan baku.

“Nantinya impor kapas dari Amerika Serikat dapat ditempatkan di gudang Pusat Logistik Berikat (PLB) Indonesia, sehingga pasokan bahan baku kapas bagi industri pemintalan dalam negeri dapat memperoleh kemudahan,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper