Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Makanan dan Minuman Masih Mendulang Pertumbuhan

Industri makanan dan minuman masih meraih pertumbuhan positif pada kuartal III/2017 kendati penjualan belum sebaik dibandingkan dengan kuartal lalu.
Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)./Antara
Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Industri makanan dan minuman masih meraih pertumbuhan positif pada kuartal III/2017 kendati penjualan belum sebaik dibandingkan dengan kuartal lalu.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman (Gapmmi) memperkirakan penjualan industri makanan dan minuman (mamin) pada kuartal ketiga mengalami pertumbuhan sebanyak 6% dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi jumlah tersebut tidak sebaik kuartal II/2017 yang mencapai 7,19%.

"Sektor kami yang tumbuh adalah industri makanan, sedangkan penjualan produk minuman turun. Gapmmi mencatat pada semester I/2017 sektor minuman bahkan minus hampir 8%," kata Adhi kepada Bisnis, Rabu (18/10/2017).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, industri mamin pada kuartal kedua tumbuh 7,19%. Capaian tersebut lebih rendah dari pertumbuhan kuartal pertama mencapai 8,15%.

Adhi menyebutkan penjualan mamin pada Oktober 2017 lebih baik dibandingkan dengan September. Performa pada kuartal terakhir diperkirakan dapat menyumbang pertumbuhan yang signifikan. Sebelumnya, industri mamin menargetkan pertumbuhan penjualan pada 2017 bisa mencapai 10% dibandingkan dengan tahun lalu.

"Agak berat untuk bisa mencapai pertumbuhan sebanyak 10% dibandingkan tahun lalu," ujarnya

Dia menambahkan penurunan disebabkan oleh peraturan pemerintah yang terus berubah mengenai impor bahan baku seperti gula, garam, susu, dan lain-lain sehingga pabrikan mengalami perlambatan produksi. Selain itu, faktor daya beli masyarakat yang menurun serta lebih menahan diri untuk membeli produk dinilai ikut menurunkan penjualan mamin.

"Ada beberapa peraturan yang masih memberatkan, sebenarnya yang kita usulkan adalah keberadaan bahan baku agar diperlancar dan difasilitasi. Karena melalui bahan baku tersebut kami dapat mengolahnya menjadi barang yang mempunyai nilai lebih," imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper