Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia Pensiunkan Boeing 747-400

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memberhentikan penggunaan pesawat untuk penerbangan haji Boeing 747-400 yang telah beroperasi selama 23 tahun.
Pilot dan kru pesawat mengabadikan momen terakhir bersama pesawat Garuda Boeing 747-400 di Hanggar 4 GMF Aero Asia, Tangerang, Banten, Senin (9/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pilot dan kru pesawat mengabadikan momen terakhir bersama pesawat Garuda Boeing 747-400 di Hanggar 4 GMF Aero Asia, Tangerang, Banten, Senin (9/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, TANGERANG - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memberhentikan penggunaan pesawat untuk penerbangan haji Boeing 747-400 yang telah beroperasi selama 23 tahun.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala N. Mansury mengatakan ada tiga unit pesawat tipe Boeing 747-400 yang dimiliki Indonesia untuk mengantarkan jemaah haji Indonesia.

Adapun pemberhentian pesawat ini menyusul aturan yang diberlakukan di Arab Saudi bahwa usia maksimal pesawat masuk ke Arab Saudi 25 tahun.

“Ini belum tahu [mau dijual] ke mana, tetapi sedang proses penjualan,” jelas Pahala usai pelepasan pesawat Boeing 747-400 di kawasan GMF AeroAsia di Tangerang, Banten, pada Senin (9/10/2017).

Adapun salah satu pesawat yang berusia 23 tahun adalah unit pertama yang dipensiunkan oleh Garuda Indonesia.

Dua unit yang tersisa, kata Pahala, masih akan digunakan untuk penerbangan haji tahun depan. Dia optimistis tahun depan armada Garuda Indonesia masih cukup untuk meningkatkan available seat sampai dengan kenaikan yang diprediksi 12%.

“Belum lakukan penggantian, kita masih operasikan Boeing 777-300 ER, sama Airbus 330-300. Kelihatannya dengan pesawat yang kita miliki masih memadai,” ungkapnya.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan di Arab Saudi aturan pesawat yang masuk berusia maksimal 25 tahun. Sementara dua unit pesawat Boeing 747-400 berusia 23 tahun dan 24 tahun.

Oleh karena itu, pesawat harus diberhentikan sesuai regulasi di Arab Saudi. Kedua, kenapa harus ambil 25 tahun, karena setiap negara punya acuan sendiri-sendiri.

Biasanya masing-masing negara memilki economic flight. Adapun penghitungannya, pesawat yang masih nilai baru maintenancenya relatif murah. Sementara pesawat yang berusia tua lebih rumit maintenancenya dan relatif lebih mahal.

“Kalau sudah 25 tahun ke atas untuk maintenance, spending uangnya banyak, ini kan yang menjadi kalkulasi ekonomi manakala ekonomis atau tidak,” kata Agus.

Di Indonesia sesuai aturan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub aturan pesawat terbang umumnya 30-35 tahun. Alasannya, pemerintah masih yakin dengan supporting maintenance center di Indonesia yang merawat pesawat-pesawatnya dengan baik. “Karena itu di Indonesia regulasi ini dari 30 kita perpanjang menjadi 35 tahun.”

Menurut Agus, kebijakan perpanjangan usia pesawat ini hingga 35 tahun bukan tanpa risiko. Oleh karena itu, Kemenhub memberikan panduan yang kuat kepada seluruh maintenance harus mengerjakan Corrosion Preventive Control Program (CPCP).

Program ini diterapkan kepada pesawat beruusia lanjut seperti 747-400 yang sudah nyaris 25 tahun harus beroperasi di Indonesia dengan CPCP.

Agus menyatakan untuk memenuhi kebutuhan pasar maskapai perlu menambah armdanya. Kondisi saat ini pesawat yang banyak beroperasi justru pesawat berukuran kecil di Papua dan sekitarnya. Kondisi ini menjadi salah satu alasan pemerintah mendorong produksi pesawat lokal dengan tipe N219.

“Ini untuk renewal dari pesawat-pesawat kecil yang usianya sekitar 30 tahun dan yang sekarang beroperasi di Indonesia Timur,” tambah Agus.

Pesawat kecil sejenis pesawat ATR inilah yang armadanya akan diperbaiki dan diproduksi oleh perusahaan lokal seperti PT Dirgantara Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper