Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Alasan Total Masih Ragu Masuk Kembali ke Mahakam

Hingga kontrak Blok Mahakam berakhir pada 31 Desember 2017, PT Total E&P Indonesie belum menyatakan minat untuk kembali masuk ke blok lepas pantai yang berlokasi di Kalimantan Timur itu. Padahal, pemerintah telah menawarkan saham partisipsi kepada perusahaan migas raksasa asal Prancis itu hingga 39%.
Suasana pengeboran sumur di masa transisi alih kelola ke PT Pertamina Hulu Mahakam, di RIG Maera, South Tunu, Blok Mahakam, Kalimantan Timur, Senin (7/8)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Suasana pengeboran sumur di masa transisi alih kelola ke PT Pertamina Hulu Mahakam, di RIG Maera, South Tunu, Blok Mahakam, Kalimantan Timur, Senin (7/8)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Hingga kontrak Blok Mahakam berakhir pada 31 Desember 2017, PT Total E&P Indonesie belum menyatakan minat untuk kembali masuk ke blok lepas pantai yang berlokasi di Kalimantan Timur itu. Padahal, pemerintah telah menawarkan saham partisipsi kepada perusahaan migas raksasa asal Prancis itu hingga 39%.

Ternyata, Total masih mencari skema soal valuasi saham Mahakam untuk menghitung berapa banyak yang harus dibayar Total agar bisa masuk ke Blok Mahakam mulai 1 Januari 2018.

Terdapat dua hal yang ditindaklanjuti tentang Blok Mahakam setelah kunjungan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar ke Prancis.

Dia mengatakan sewaktu mengunjungi kantor pusat Total di Prancis, Total masih berminat untuk berpartisipasi dalam Blok Mahakam setelah kontrak berakhir. Namun, terdapat skema yang diusulkan Total kepada Pertamina dalam kontrak baru pengelolaan Blok Mahakam.

Dia tak menyebut detail skema yang diajukan Total. Namun, Arcandra memperkirakan Total memperhatikan cara valuasi nilai saham partisipasi yang harus dibayarkan untuk bisa menguasai porsi 39%. Cara perhitungan nilai hak partisipasi itulah yang telah diusulkan Total kepada Pertamina. Terdapat beberapa skema, kata Arcandra, yang disampaikan Total kepada Pertamina yang nantinya menjadi operator baru melalui PT Pertamina Hulu Mahakam. Hal ini, katanya, yang sedang dibahas Pertamina.

"Jadi scheme-nya itu mungkin bagaimana menghitung valuasi dari blok," ujarnya di Jakarta, Jumat (6/10/2017) malam.

Hal yang juga ditindaklanjuti setelah kunjungan yakni surat dari Pertamina yang menyebutkan bahwa perseroan akan membuka ruang partisipasi kontraktor eksisting sebesar 39%. Menurutnya, sesuai dengan arahan Menteri ESDM Ignasius Jonan, Pertamina harus mengirimkan surat kepada menteri untuk membuka penawaran 39%. Pasalnya, pada 2015 Menteri ESDM Sudirman Said menetapkan agar ruang bagi kontraktor eksisting yakni Total dan Inpex maksimum sebesar 30% pada kontrak barunya.

Sementara itu, saat ini, hingga 31 Desember 2017, Total melalui Total E&P Indonesie menjadi operator di Blok Mahakam dengan kepemilikan saham partisipasi masing-masing sebesar 50% bersama Inpex.

"Kan up to 39. Di situ pak menteri kan mengatakan bahwa Pertamina yang harus mengirimkan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper