Bisnis.com, JAKARTA - Target defisit sebesar 2,19% menjadi sinyal bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2018 dirancang dalam batas defisit yang aman agar meski ekspansif, kondisi APBN tetap sehat dan produktif.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, batas defisit yang disetel lebih rendah di bawah outlook 2017 itu diharapkan bisa mendukung APBN yang memang dirancang cukup ekspansif.
"Dengan begitu, APBN bisa mendukung kegiatan produktif untuk meningkatkan kapasitas, produksi, dan daya saing," kata Suahasil di Badan Anggaran (Banggar) DPR, Senin (25/9/2017).
Adapun, arah kebijakan pemerintah terkait dengan defisit dan pembiayaan terus dirancang secara hati-hati. Defisit yang dirancang 2,19% tersebut, juga didukung rasio utang pemerintah tetap di bawah 30%, proyeksi pemerintah pada 2018 rasio utang tetap terjaga di angka 29% serta defisit keseimbangan primer senilai Rp78 triliun.
"Ketiga hal ini mengindikasikan APBN lebih sehat dan produktif tetapi tetap siklus yang ekspansif," ungkapnya.
Utang dalam RAPBN 2018 dirancang senilai Rp399,2 triliun. Dengan pembiayaan utang tersebut, diharapkan bisa digunakan untuk pembiayaan yang produktif dan menjaga stabilitas makroekonomi.