Bisnis.com, GARUT - Kementerian Perindustrian menargetkan produksi susu nasional pada 2021 dapat memenuhi permintaan pasar lokal sebanyak 41%.
Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Rabu (20/9/2017), mengatakan, untuk meningkatkan produksi susu nasional maka bisa ditempuh dengan dua cara.
Pertama, produktivitas peternak lokal dan koperasi susu harus bisa menghasilkan 20 liter per hari untuk seekor sapi. Dengan begitu pelaku bisnis bisa mendapatkan ilmu dan bimbingan dari pemerintah. Sedangkan, untuk perusahaan besar diharapkan bisa memproduksi susu dengan jumlah produktivitas sebanyak minimal 30 liter per hari untuk satu ekor sapi.
Kedua, yakni investasi kepada peternakan serta pusat pengolahan susu. Dengan keberadaan investasi tersebut maka akan meningkatkan jumlah produksi susu secara nasional.
Kemenperin mengapresiasi kerja sama joint venture antara Mitsui & Co serta ABC Group. Kolaborasi tersebut membuahkan Pabrik PT ABC Kogen Dairy di Cicalengka, Kabupaten Bandung. Selain itu PT Raffles Pacific sebagai sentra peternakan sapi.
"Kedua perusahaan hasil joint venture ini mendukung program pemerintah mengenai hilirisasi," ungkapnya.
Baca Juga
Panggah menyatakan kedua perusahaan ini memiliki komitmen untuk memproduksi susu agar bisa menambah jumlah produksi dalam negeri dan menyumbang terhadap PDB nasional.
"Mereka berencana untuk bisa menghasilkan susu sebanyak 100 juta liter per tahun. Angka tersebut menyumbangkan sebanyak 4,5% atas suplai susu nasional," pungkasnya.
Selain itu, peternakan tersebut memiliki rencana jangka panjang untuk meningkatkan jumlah sapi dari tahapan awal 1000 ekor naik sebanyak 10 kali lipat menjadi 10.000 ekor sapi.
"Investasi 100 juta liter per tahun dari 10.000 sapi tersebut akan terjadi jika perusahaan dapat merampungkan tahap produksi yang ketiga," ujarnya.
Demi mendukung keberlangsungan bisnis dari perusahaan hasil joint venture tersebut akan diberikan kemudahan dalam berbagai bentuk usaha. Contohnya, tax allowance yang telah didapatkan oleh pabrikan PT ABC Kogen Dairy, sedangkan untuk peternakannya PT Raffles Pacific masih diajukan ke Badan Kebijakan Fiskal.
"Tidak hanya untuk perusahaan ini, kami mengharapkan akan ada berdatangan investasi yang dapat menyokong pertumbuhan produksi susu nasional," katanya.