Bisnis.com, PALEMBANG - Proyek jalur kereta ringan (light rail transit/LRT) di Kota Palembang, Sumatra Selatan, akan dilengkapi lima unit jembatan layang (sky bridge) yang pembangunannya melibatkan pihak swasta/BUMN dan lokasi bangunannya berdekatan dengan stasiun LRT.
Kepala Dinas Perhubungan Sumsel, Nelson Firdaus, mengatakan dari perencanaan semula, ada lima skybridge yang akan dibangun.
"Sky bridge tersebut akan menghubungkan antara stasiun LRT dengan bangunan yang ada di sekitarnya," ujarnya di Palembang, Sumsel, pada Kamis (14/9/2017).
Lima sky bridge itu berada di stasiun LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, stasiun RSU Provinsi Sumsel, stasiun Palembang Icon Mall, stasiun Pasar Cinde, dan stasiun OPI Mall.
"Dua skybridge akan dibangun tahun ini juga. Bahkan di Bandara SMB II sudah dikerjakan. Sky bridge dibangun oleh pihak Angkasa Pura II dengan anggaran dari mereka sendiri," ujarnya.
Begitu pula dengan sky bridge yang akan dibangun di OPI Mall, anggaran disiapkan pihak mal sekitar Rp2 miliar. Menurutnya, pihak mal memang menginginkan sky bridge tersebut dan bersedia menyiapkan anggaran untuk pembangunannya.
Untuk tiga sky bridge yang lain masih dalam proses pembahasan. Skybridge yang terhubung ke stasiun Pasar Cinde dan Pasar Cinde sendiri dipastikan tidak bisa mulai dibangun tahun ini. Hal itu lantaran ada pembangunan renovasi Pasar Cinde yang semula tradisonal menjadi pasar modern.
"Ini memakan waktu pastinya. Pihak Magna Beatum atau bagian dari Aldiron Grup selaku pihak yang bertanggung jawab untuk pembangunan Pasar Cinde Modern sudah bersedia membangun sky bridge, namun pembangunan ini memakan waktu, karena ada tahapan pembangunan pasar modern," jelasnya.
Nelson mengungkapkan selain adanya pembangunan pasar modern, masalah lain juga mengenai perizinan untuk rencana pembangunan sky bridge itu sendiri.
Dia mengemukakan untuk pembangunan sky bridge di Pasar Cinde mengenai jalan nasional dan jalan kota, oleh karena itu memerlukan perizinan
Dari Pemerintah Kota Palembang, menurut dia, tidak ada masalah karena bersedia membantu, namun untuk jalan nasional baru akan diajukan izin kepada Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V.
"Segera mungkin kita ajukan izinnya. Terkait dengan anggaran pembangunan sky bridge dan mekanismenya, ini masih dalam tahap pembahasan dengan Aldiron," ucap Nelson.
Dia menambahkan ada dua skybridge yang belum ada titik terang. Dia menjelaskan Pemprov Sumsel sudah melakukan sounding kepada pengelola Palembang Icon Mall untuk membangun sky bridge. Balasan sudah diterima Pemprov Sumsel, pihak mal itu sudah menyatakan kesediaannya, tapi belum ada realisasinya.
“Untuk sky bridge di Palembang Icon tinggal menunggu kesediaan pihak mal terkait dengan anggaran dan sebagainya. Namun memang belum ada realisasi hingga sekarang. Padahal tidak ada masalah untuk sky bridge di area tersebut, sebab berada di atas lahan milik pihak mal sendiri," lanjnutnya.
Selain Palembang Icon, direncanakan sky bridge juga akan dibangun di stasiun RSU Provinsi. Namun hingga sekarang belum ada tindak lanjutnya. Diketahui RSU Provinsi adalah milik Pemprov Sumsel sendiri, namun pengerjaannya dilakukan pengembang.
"Kami masih menunggu perundingan dengan pengembang. Ini belum ada pembahasan yang signifikan," kata Nelson.
Sementara itu, Direktur Utama PT Magna Beatum (Aldiron Group), Fajar Tarigan mengatakan pihaknya masih melakukan pembahasan untuk pembangunan sky bridge tersebut. Baik terkait dengan perizinan, desain skybridge, dan sebagainya.
"Diperkirakan kita bisa memulai pembangunan skybridge pada April 2018, karena kami sedang dalam proses pembangunan kontruksi pasar modern," ujar Tarigan.
Sementara General Manager PT Angkasa Pura II Bandara SMB II Palembang Iskandar Hamid mengatakan salah satu stasiun LRT berada di kawasan bandara. Untuk menghubungkan terminal kedatangan dan keberangkatan dibangun sky bridge yang posisinya di atas areal parkir.
"Untuk pembangunan sky bridge ini dianggarkan dana sekitar Rp25 miliar. Adapun panjangnya sekitar 150 meter dari terminal ke stasiun LRT," paparnya.