Bisnis.com, JAKARTA - Industri mainan mencatatkan kenaikan volume penjualan sebanyak 9% pada Semester I/2017 yang disokong oleh proyek pemerintah.
Danang Sasongko, Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Anak Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmeti), menyampaikan pertumbuhan penjualan pada enam bulan pertama tahun ini disokong oleh pengadaan sarana dan prasarana pendidikan edukatif yang dilakukan oleh pemerintah. Pesanan terbanyak untuk produk mainan disumbangkan oleh lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Secara value, kami mendapatkan sekitar ratusan juta rupiah pada semester pertama atau naik nyaris menyentuh 10% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu," kata Danang kepada Bisnis.com, Senin (11/9/2017).
Menurutnya, setiap lembaga pendidikan di Tanah Air mendapatkan dana sekitar Rp4 juta-Rp6 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membeli produk mainan edukatif dari asosiasi. Pihaknya mencatat saat ini telah mendapatkan proyek dari lebih 2.000 lembaga pendidikan.
Danang mengatakan, potensi dari proyek pemerintah dalam penyediaan mainan edukatif terbilang besar. Hal ini dikarenakan market di sekitar Jakarta tercatat ada sekitar lebih dari 3.000 pendidikan anak usia dini (PAUD). Angka tersebut belum termasuk seluruh PAUD yang ada di Tanah Air.
"Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk terus memperbaharui proyek pengadaan mainan edukatif ke pasar yang lebih luas," imbuhnya.
Dia menambahkan dengan adanya proyek pemerintah tersebut Apmeti optimistis dapat mengejar target 2017. Apmeti menargetkan pertumbuhan volume penjualan sebanyak dua digit dibandingkan dengan 2016.
"Tanpa adanya proyek pemerintah penjualan kami tidak akan mengalami kenaikan. Jika hanya mengandalkan retail pendapatan tahun ini akan stagnan," imbuhnya.