Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhirnya, KA Semi Cepat Jakarta-Surabaya Gunakan Rel Eksisting

Pemerintah hampir pasti menetapkan pembangunan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya untuk dibangun di atas rel eksisting dan menggunakan mesin diesel.
Ilustrasi: Truk melintas di area proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Kawasan perkebunan Walini Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (17/3).Antara-Novrian Arbi
Ilustrasi: Truk melintas di area proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Kawasan perkebunan Walini Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (17/3).Antara-Novrian Arbi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah hampir pasti menetapkan pembangunan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya untuk dibangun di atas rel eksisting dan menggunakan mesin diesel.

Keputusan tersebut membuat biaya investasi pembangunan bisa ditekan karena hanya harus menyelesaikan pembangunan sekitar 800 perlintasan sebidang di jalur rel utara Jawa serta  merehabilitasi rel dan kereta. Selain itu, waktu pembangunan juga bisa dikebut agar segera selesai dalam waktu dekat.

Hal tersebut diputuskan dalam rapat internal yang digelar Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimuljono di Kantor Wakil Presiden, Rabu (6/9/2017).

Budi mengatakan pertimbangan merehabilitasi rel eksisting ketimbang membangun rel baru diputuskan oleh Wapres JK agar pembangunan yang lebih cepat, memberikan manfaat kepada kota untuk membantu kemacetan dan secara konsep pembangunannya lebih aman.

Setelah ini, Budi mengatakan pihaknya akan bertemu kembali dengan Izumi Hiroto, Staf Khusus PM Jepang Bidang Infrastruktur untuk membahas lebih detail rencana pembangunan kereta di jalur eksisting.

“Saya dengan Pak Basuki akan ketemu Mr. Izumi dan kita minta ini di jalur eksisting, kalau bisa percepat kegiatannya dan kecepatannya kira-kira di atas 160 km/jam. Supaya sehari itu kapasitasnya bisa dua kali kecepatannya,” jelas Budi usai rapat.

Budi mengatakan pihaknya juga masih akan melaporkan seluruh detail dan rencana pembangunan ini kepada Presiden Joko Widodo. Presiden nantinya akan memutuskan rencana final untuk pembangunan kereta jalur Utara Jawa tersebut.

Budi juga mengatakan dengan pembangunan di atas rel eksisting, biaya investasi menjadi sekitar Rp50 triliun dari sebelumnya diperkirakan mencapai Rp80 triliun-Rp102 triliun.

Besarnya perkiraan nilai investasi tersebut dikarenakan pada awalnya, kereta Jakarta-Surabaya diwacanakan dibangun dengan teknologi elektrifikasi dan dibangun melayang.

Apalagi, dia mengatakan Kemen PUPR memiliki teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) yang dapat menghemat anggaran dalam pembangunan 800 perlintasan sebidang kereta Jakarta-Surabaya.

“Tentu bisa ditekan, mungkin sekitar Rp50 triliun untuk membuat perlintasan dan keretanya. Ini masih perkiraan ya,” jelas Budi.

Budi mengatakan pendanaan akan kembali dibahas mengingat JICA (Japan International Cooperation Agency) berkomitmen untuk membantu pembiayaan, selain pembangunan proyek menggunakan dana APBN.

"Dan memang jalur eksisting ini idenya Jepang, Jepang memang konservatif di situ," jelas Budi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper