Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sriwijaya Air Ingin Terbang Malam di Papua

Manajemen PT Sriwijaya Air Grup berharap dapat melakukan penerbangan malam di Papua agar jadwal penerbangan ke wilayah tersebut bisa lebih fleksibel.
Sriwijaya Air/JIBI-Nurul Hidayat
Sriwijaya Air/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAYAPURA - Manajemen PT Sriwijaya Air Grup berharap dapat melakukan penerbangan malam di Papua agar jadwal penerbangan ke wilayah tersebut bisa lebih fleksibel.

Direktur Keselamatan dan Keamanan Nam Air (Sriwijaya Grup) Dwiyanto Ambarhidayat mengungkapkan salah satu kendala pihak maskapai belum dapat memaksimalkan jadwal penerbangan armadanya karena masalah waktu yang sangat terbatas.

"Andai kata di beberapa daerah sudah bisa terbang lebih dari jam 6 sore, kita bisa lebih menggerakkan banyak penerbangan," ujarnya di Jayapura, Papua, pada Minggu (3/9/2017).

Menurutnya, khusus untuk Nam Air yang sudah mengoperasikan pesawat ATR dengan kapasitas 72 penumpang untuk penerbangan intra Papua dan Papua Barat, jumlah rute yang dilakukan kini belum terlalu banyak karena keterbatasan waktu.

"Contoh pesawat kita yang di Nabire, mau berangkat pagi tidak bisa karena jam enam pagi di Nabire masih gelap dan pihak bandara tidak akan mengizinkan, tetapi pendaratan terakhir harus sebelum jam 5 sore," kata Dwiyanto.

Dwiyanto pun berharap pihak otoritas bandara atau pemerintah daerah bisa memperhatikan hal tersebut dan segera menambah fasilitas di bandara agar penerbangan malam dimungkinkan.

Sebelumnya, Direktur Komersial Sriwijaya Air Toto Nursatyo sempat menuturkan pihaknya mengagendakan penambahan jumlah pesawat yang akan melayani rute penerbangan di Papua dan Papua Barat, terutama ke wilayah yang belum memiliki landasan yang bisa didarati pesawat berbadan besar.

"Dalam 5 tahun ke depan kita akan masukkan lagi 5-6 pesawat ke Papua, tipenya Boeing 737-800 dan juga ATR," ujarnya.

Dia menambahkan kini Sriwijaya sudah masuk di enam kota yang ada di Papua dan Papua Barat, semua yang memiliki landasan yang bisa didarati pesawat berbadan lebar.

Namun pihaknya juga ingin menambah frekuensi penerbangan dengan pesawat kecil untuk ke daerah yang belum memiliki landasan yang tidak bisa didarati Boeing. "Rute-rute yang kami akan jajaki adalah ke Nabire, Kaimana, Fakfak, Raja Ampat, Wamena, Dekai, Tanah Merah, Oksibil."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper