Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Properti Dalam Periode Pemulihan

Rumah.com Property Index menunjukkan median harga properti residensial secara nasional berada pada titik 103 pada kuartal kedua (Q2) 2017 atau naik tipis 0,39% secara quarter-on-quarter (q-o-q) dari kuartalI/2017.
Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside
Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - Rumah.com Property Index menunjukkan median harga properti residensial secara nasional berada pada titik 103 pada kuartal kedua (Q2) 2017 atau naik tipis 0,39% secara quarter-on-quarter (q-o-q) dari kuartalI/2017.

Country manager rumah.com Wasudewan mengatakan kenaikan ini menjadi indikasi pemulihan pasar properti nasional, di mana tren harga properti residensial nasional bergerak turun sejak kuartal III/2016.
Secara Year-on-year (y-o-y), Index menunjukkan penurunan sebesar 2,7% pada kuartal II/2017.Secara Jangka panjang, Index Q2 2017 masih lebih tinggi dibandingkan Q2 2015.

Kenaikan Rumah.com Property Index secara nasional pada Q2 2017 (q-o-q) disebabkan oleh kenaikan median harga di sejumlah kawasan yakni DKI Jakarta (2,4%), Jawa Tengah (4,27%), serta Banten (0,65%). Sementara itu, Jawa Barat, salah satu kawasan penyuplai residensial terbesar, mengalami penurunan sebesar 1,1%.

"Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali, pergerakan indeks harga properti residensial stagnan, " katanya Jumat (1/9/2017).

Di sisi lain penurunan suplai Rumah.com Property Index secara nasional pada Q2 2017 disebabkan oleh penurunan suplai di sejumlah kawasan penyuplai properti residensial terbesar seperti Jawa Timur (17,4%), Banten (16,4%), DKI Jakarta (15,2%), dan Jawa Barat (16,2%).

Penurunan suplai properti residensial terjadi hampir merata di seluruh Indonesia, termasuk Bali dan DI Yogyakarta, masing-masing 12,1% dan 14,1%.

Harga properti yang relatif stabil, dibarengi dengan menurunnya suplai properti, menunjukkan penjual berkonsentrasi memasarkan suplai perumahan yang tersisa.

Pengaruh Makroekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada Q2 2017 diperkirakan meningkat menjadi sekitar 5,0% sampai 5,1% (y-o-y), didukung oleh tetap kuatnya konsumsi rumah tangga, tumbuhnya ekspor, serta perbaikan investasi bangunan dan investasi nonbangunan.

Investasi bangunan meliputi proyek infrastruktur pemerintah dan swasta, sementara investasi nonbangunan terkait komoditas dan konstruksi.

Permintaan perekonomian tidak meningkat signifikan pada Ramadan. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain penyesuaian tarif listrik pada awal tahun, harga komoditas pangan yang belum turun, pendapatan riil menurun, tahun ajaran baru sekolah serta ekspektasi inflasi yang meningkat pada akhir tahun.

Kenaikan harga properti di tengah pelemahan daya beli masyarakat pada Q2 2017 diperkirakan berdampak pada potensi turunnya penjualan properti. Tren perlambatan penyaluran kredit properti terlihat pada Mei Q2 2017 di mana KPR rumah tapak tumbuh 7,9% (y-o-y), lebih rendah dari Q1 2017 yang tercatat pada 8,7% (y-o-y).

Meski demikian, pemerintah terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan menyalurkan bantuan sosial sehingga konsumsi rumah tangga diharapkan cenderung pulih pada semester II tahun ini dan dapat mendukung pasar properti hingga akhir tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper