Bisnis.com, JAKARTA -- PT Osram Indonesia mencatat pertumbuhan volume penjualan naik sebanyak 20% pada semester I/2017 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu karena permintaan lampu untuk kebutuhan otomotif meningkat.
Steven Robertus, National Sales Manager PT Osram Indonesia (Osram), menyampaikan jika kenaikan pada paruh pertama tahun ini dikarenakan kenaikan pertumbuhan volume penjualan sektor otomotif beroda dua dan empat.
Selain itu penjualan Osram dikerek oleh minat positif dari konsumen untuk membeli berbagai aksesoris yang diproduksi perusahaan.
"Sejak 2002 kami [Osram di Indonesia] aktif di lampu otomotif, tetapi mulai menjadi fokus utama industri perusahaan sejak 2016. Pada tahun ini asosiasi otomotif [Gaikindo] menargetkan pertumbuhan 5%, kami terbantu oleh penjualan kendaraan enam bulan pertama," kata Steven kepada jurnalis, Rabu (16/8/2017).
Osram mencatat, pertumbuhan penjualan tersebut disokong oleh pembelian lampu untuk kendaraan roda dua yang mencapai lebih dari 10 juta pcs. Sedangkan, penjualan lampu untuk kendaraan roda empat mencapai 4 juta pcs.
Menurutnya, tren penjualan lampu untuk sektor otomotif meningkat terus setiap tahunnya. Melihat pertumbuhan tersebut produsen lampu asal Jerman ini optimistis dengan mematok target kenaikan volume penjualan sebanyak 20% sampai akhir tahun ini dibandingkan pada 2016.
Baca Juga
Steven mengklaim, jika Osram telah menjadi market leader dari segmen lampu halogen untuk otomotif beroda dua yang memilki pangsa pasar mencapai 20%. Sementara itu, market share lampu otomotif untuk kendaraan beroda dua sebanyak 10%.
Steven menghitung, jika bisnis utama Osram masih di dominasi oleh lampu untuk segmen otomotif. Tercatat sampai saat ini kontribusi penjualan lampu untuk kebutuhan otomotif mencapai 70% dibandingkan produk lainnya.
Kendati demikian, sampai saat ini Osram belum memiliki pabrik di Indonesia untuk memproduksi lampu. Osram masih mengimpor hampir 100% sejumlah lampu untuk kebutuhan otomotif dari pabriknya di Jerman dan China.
Dia menambahkan, untuk saat ini keputusan untuk mengimpor langsung dari Jerman dan China masih dianggap keputusan yang tepat. Belum ada masalah berarti seperti shipment atau pajak masih dinilai lancar.
"Kami tidak menutup kemungkinan jika akan membangun pabrik di sini. Namun akan mempertimbangkan beberapa faktor seperti pertumbuhan penjualan yang positif, perekonomian nasional stabil, bahan baku tersedia, dan permintaan kendaraan meningkat," ujarnya.