Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis Tekstil Minta Pemerintah Perbanyak FTA

Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) meminta pemerintah untuk memperbanyak perjanjian dagang dengan negara lain dalam rangka meningkatkan kinerja ekspor.
Perkembangan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia. / Bisnis
Perkembangan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) meminta pemerintah untuk memperbanyak perjanjian dagang dengan negara lain dalam rangka meningkatkan kinerja ekspor.

Iswar Deni, Corporate Secretary PT Pan Brothers Tbk., mengatakan saat ini ekspor TPT Indonesia masih kecil dibandingkan dengan negara lain. Pada tahun lalu, ekspor TPT industri nasional sebesar 1,8% dari pasar TPT dunia dan ditargetkan menjadi pemasok 5% kebutuhan TPT dunia pada 2030.

“Dengan free trade agreement, ekspor lebih gampang dan harga produk Indonesia bisa bersaing karena saat ini bea masuk ke negara-negara lain itu bisa berkisar dari 8% hingga 30%,” ujarnya di Jakarta, Rabu (9/8/2017).

Emiten dengan kode saham PBRX merupakan perusahaan tekstil berorientasi ekspor. Sebanyak 95% hingga 97% produknya dikirim ke luar negeri.  Irwan menuturkan permintaan global saat ini justru meningkat sehingga perseroan berani memasang target pertumbuhan sebesar 10% hingga 15% secara tahunan.

Produk Pan Brothers sebagian besar dikirim ke negara-negara Asia dengan porsi sebesar 56%, diikuti oleh negara-negara Amerika sebesar 26%, dan sisanya ke negara-negara Eropa. Irwan pun berharap pemerintah mengutamakan industri tekstil mengingat sektor ini menyerap banyak tenaga kerja.

Pada tahun ini, perseroan akan menambah dua pabrik anak usahanya, PT Eco Smart Garment Indonesia, dengan tambahan kapasitas sebesar 21 juta pieces per tahun sehingga total kapasitasnya menjadi 48 juta pieces per tahun. Pabrik ini direncanakan mulai berproduksi komersial pada tahun depan.

Selain itu, pada 2018, Pan Brothers juga menambah kapasitas dengan pembangunan satu pabrik baru di bawah bendera PT Teodore Pan Garmindo di Tasikmalaya dan ditargetkan selesai pada akhir 2018. Pabrik ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 6 juta potong garmen per tahun.

 “Kapasitas terpasang untuk garmen kami pada akhir 2017 akan naik dari 90 pieces juta per tahun menjadi 111 juta pieces per tahun. Tahun depan naik lagi menjadi 117 juta potong garmen per tahun,” katanya.

Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sebelumnya mengatakan apabila perundingan perdagangan bebas, khususnya dengan Uni Eropa, dapat selesai pada 2019, ekspor industri TPT nasional diproyeksikan naik hingga 100% dalam kurun waktu 4 tahun. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga akan semakin meningkat.

Dia menyebutkan bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia ke Amerika dikenakan 12,5%, sedangkan ke Eropa sampai 16%. Padahal ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah 0%.

"Produsen juga berharap pada 2019 pembangunan infrastruktur sudah terasa dampaknya sehingga ada multiplier effect hingga mengangkat kembali daya beli masyarakat dan industri tekstil dalam negeri," kata Ade.

Merujuk data yang dirilis Badan Pusat Statistik, pertumbuhan industri tekstil pada kuartal II/2017 mencapai 3,65%. Pertumbuhan ini melampaui kinerja pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 0,16%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper