Bisnis.com, JAKARTA - The National Maritime Institute (Namarin) mengimbau pemerintah melakukan antisipasi agar PT Terminal Petikemas Surabaya atau TPS tidak bernasib seperti PT Jakarta International Container Terminal (JICT).
Siswanto Rusdi, Direktur Namarin, mengatakan PT TPS tengah bersiap menghadapi perubahan lingkungan strategis yang mengelilinginya. Perubahan itu adalah berakhirnya kerja sama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dengan Dubai World Port dalam mengelola terminal petikemas tersebut pada 30 April 2019.
Menurutnya, perubahan ini akan berdampak bagi TPS, karena manajemen selanjutnya akan menjalankan roda perusahaan tanpa keterlibatan pihak asing.
“Jika melihat data yang ada, kinerja anak bangsa kita di TPS bukan hanya dapat diandalkan, malah sangat baik. Jadi, saya kira tidak akan ada masalah dengan performansi terminal, manakala DPW tidak lagi terlibat dalam manajemen PT TPS,” kata Siswanto pada Senin (7/8/2017).
Berkaca dari polemik PT JICT, Siswanto berharap agar kinerja perusahaan menjadi lebih baik ke depannya, bukan sebaliknya.
Selain itu, dengan adanya perubahan komposisi manajemen TPS, Siswanto menambahkan bahwa semua pemangku kepentingan harus mengawal. Tujuannya, agar rencana terminasi atau berakhirnya kerjasama tidak memunculkan kegaduhan di kemudian hari.
“Cukup kegaduhan dalam bisnis kepelabuhanan terjadi di Jakarta saja, tidak perlu berulang di Surabaya nanti,” sambungnya.
Siswanto juga mengatakan Namarin berharap Pelindo III, PT TPS, dan para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja di Tanjung Perak bisa menyiapkan dengan baik dalam 2 tahun proses terminasi tersebut.