Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Industri Mainan Indonesia Masih Terbuka

Potensi pasar mainan anak dalam negeri masih terbuka melihat angka kelahiran yang cukup tinggi tiap tahunnya.
Pengrajin mainan tradisional, Sugiyanto, 54, menyelesaikan produksi mainan anak dari bahan kayu di rumahnya di Kampung Blora, Karangpandan, Karanganyar/JIBI-Ivanovich Aldino
Pengrajin mainan tradisional, Sugiyanto, 54, menyelesaikan produksi mainan anak dari bahan kayu di rumahnya di Kampung Blora, Karangpandan, Karanganyar/JIBI-Ivanovich Aldino

Bisnis.com, JAKARTA—Potensi pasar mainan anak dalam negeri masih terbuka melihat angka kelahiran yang cukup tinggi tiap tahunnya.

Sutjiadi Lukas, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia, mengatakan saat ini pertumbuhan angka kelahiran anak di Indonesia berada di kisaran 4,5 juta per tahun. Walaupun tidak termasuk kebutuhan pokok, namun mainan anak merupakan barang yang dibutuhkan.

“Ini yang memacu pengusaha mainan lokal maupun luar untuk memasarkan produknya di Indonesia. [Pasar] mainan anak masih sangat terbuka,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Kendati pasar domestik masih didominasi oleh mainan impor dari China, Lukas menyatakan aturan SNI wajib yang diterapkan sejak tiga tahun lalu mulai mengerem laju mainan impor. Sebelum adanya penerapan SNI mainan anak, setiap bulannya para importir dapat mendatangkan 2.500 kontainer yang masing-masing bernilai sekitar Rp500 juta.

Semenjak diterapkan aturan SNI, kontainer yang masuk pun menyusut menjadi sekitar 1000 unit hingga 1.200 unit per bulan. Dengan kondisi ini, pengusaha mainan anak lokal pun mulai berkembang. Lukas mencontohkan ada pabrik mainan lokal yang dulunya memiliki 10 mesin injection, sekarang bertambah menjadi 20 mesin.

“Ada juga yang mau buka pabrik baru di Kendal, dua perusahaan lokal. Yang dulu importir, sekarang mulai pindah ke lokal,” ujarnya.

Taufik Mampuk, Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir dan Distributor Mainan Indonesia, menuturkan hal yang sama, umur populasi muda dan banyaknya anak-anak menjadi penarik para investor untuk membuka usaha di Indonesia. Dia berharap pemerintah tidak selalu memandang negatif produk mainan impor karena diakuinya industri mainan dalam negeri belum memiliki teknologi yang setara dengan produsen Negeri Tirai Bambu.

Adapun untuk mengembangkan industri mainan anak, Kementerian Perindustrian, AMI, AIMI, Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI), Asosiasi Pengusaha Teknologi dan Informasi Nasional (APTINAS), dan Asosiasi System Integrator dan Security Indonesia (ASISINDO) menyelenggarakan Indonesia International Toys & Kids Expo 2017 dan Indonesia International Electronic and Home Appliances Expo 2017.

Pameran yang diselenggarakan pada 23 Agustus 2017 hingga 25 Agustus 2017 di Jakarta International Expo Kemayoran ini diharapkan dapat menjadi ajang temu bisnis antara pengusaha, eksportir, dan seluruh stakeholders terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper