Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Kit Kat di Jepang Meningkat, Nestle Bangun Pabrik Baru

Menurut laporan Bloomberg pada Rabu (26/7/2017), belanja wisatawan meningkat hingga US$12 milyar hanya untuk belanja kudapan manis selama berlibur.
Produk Kit Kat/kokoroku.com
Produk Kit Kat/kokoroku.com

Bisnis.com, TOKYO -- Menurut laporan Bloomberg pada Rabu (26/7/2017), belanja wisatawan meningkat hingga US$12 miliar hanya untuk belanja kudapan manis selama berlibur.

Di Jepang, salah satu kudapan manis yang cukup terkenal adalah Kit Kat. Kudapan manis dengan bahan dasar wafer dan coklat tersebut tersedia dalam berbagai varian rasa.

Wasabi, teh hijau, dan sake adalah salah satu dari varian populer Kit Kat di Jepang.

Selama lebih dari 40 tahun terakhir, kudapan manis ini telah berinovasi dan memperkenalkan lebih dari 300 varian rasa.

Belum lama ini Kit Kat memperkenalkan varian baru dengan citarasa eksotis dari custard pudding hingga rasa jahe, hal tersebut menjadikan Jepang sebagai destinasi dimana wisatawan dapat menemukan berbagai ragam kudapan manis dengan citarasa yang unik.

Kepopuleran Kit Kat di Jepang yang sangat tinggi membuat Nestle, perusahaan produsen produk Kit Kat, memutuskan untuk membangun pabrik Kit Kat untuk pertama kalinya di Jepang sejak 26 tahun terakhir, untuk memenuhi lonjakan permintaan.

Peningkatan tersebut menjadikan Jepang sebagai negara kedua di dunia yang paling banyak mengkonsumsi Kit Kat.

Nestle Jepang akan mengoperasikan pabrik keduanya di bagian Barat kota Himeji pada Agustus yang dikhususkan sebagai lokasi produksi versi kelas atas dari kudapan manis tersebut.

Pertimbangan ini muncul setelah dilaporkan oleh Organisasi Pariwisata Nasional Jepang, bahwa anggaran belanja turis asing di Jepang melejit hingga US$22,5 milyar pada enam bulan terakhir.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, wisatawan asing diketahui menghabiskan anggaran liburannya lebih banyak pada produk jajanan dengan konsumsi manisan atau permen naik tiga kali lipat selama empat tahun terakhir hingga JP¥131 milyar pada 2016.

Backpacker asal Jerman, Matt Borscak (34), mengatakan Kit Kat yang tersedia si negaranya berbeda dengan varian yang ada di Jepang.

"Aspek kultural menjadikannya lebih menarik. Saya sendiri beli beberapa buah varian wasabi dan tidak sabar untuk mengagetkan kerabat saya nanti," ujarnya.

Wisatawan dan penggemar Kit Kat dapat menemukan kudapan ini di Kit Kat Chocolatory yang terletak di pusat perbelanjaan bawah tanah dan terhubung dengan Stasiun Tokyo.

Untuk varian dengan rasa yang unik, Nestle menghargai produk Kit Kat hingga mencapai JP¥1.500, sedangkan untuk varian rasa buah musiman seperti raspberry dan anggur, harganya dapat mencapai JP¥3.500 atau lebih mahal 10 kali lipat dibandingkan dengan varian Kit Kat lainnya.

Pada Selasa (25/7/2017), Nestle membuka kembali toko Kit Kat Chocolatory, setelah direnovasi, di kawasan pusat perbelanjaan Ginza, Tokyo.

Takuya Hiramatsu, juru bicara Nestle Jepang, mengatakan saat ini Nestle menawarkan 30 varian Kit Kat.

"Kami sangat bangga dengan keunikan rasa pada produk kami. Menurut saya, hal ini yang membuat produk Kit Kat Jepang spesial," ujarnya melalui percakapan telepon dengan Bloomberg.

Hiramatsu mengatakan varian favorit bagi warga lokal dan wisatawan asing adalah teh hijau atau matcha, wasabi dengan citarasa pedas yang khas, sake, dan ubi ungu.

Kit Kat mulai diperkenalkan di Inggris pada tahun 1935 dan merupakan kudapan manis favorit di Amerika Utata dan Eropa.

Di Jepang sendiri, Kit Kat dikenal dengan nama "kitto katsu" yang dalam bahasa Jepang berarti "sure win" (yakin pasti menang).

Kepercayaan masyarakat Jepang terhadap nama tersebut menjadikan Kit Kat sebagai item populer untuk diberikan kepada kerabat yang akan melewati hati penting seperti ujian.

Kemasan yang sengaja didesain dengan kalimat penyemangat seperti "Do Your Best!" dan "Believe in Yourself!" sangat populer dikala periode penerimaan murid baru di sekolah atau perguruan tinggi sedang berlangsung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper