Bisnis.com, JAKARTA-Aktifitas menyambut lonjakan penumpang mudik Lebaran 2017 sudah terlihat di 2 terminal darurat di Pasar Jumat, Jakarta Selatan. Terminal ini menjadi pengganti terminal Lebak Bulus yang sudah dibongkar.
Para perwakilan Perusahaan Otobus (PO) berswadaya menata loket penjualan tiket dan tempat menunggu penumpang. Bangunan mirip hal yang sederhana itu berada di area terminat darurat tersebut.
Tidak banyak armada bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang menjadikan terminal darurat itu sebagai tempat keberangkatan dan kedatanganya, serta beristirahat selama berada di Jakarta.
Sebagian besar armada bus AKAP hanya mampir mengambil penumpang di terminal darurat yang berlokasi dekat underpass Pasar Jumat dan bekas SPBU Pondok Pinang kawasan Pasar Jumat.
Haryoko, Pengurus PO Nusaantara, mengatakan pihaknya menyiapkan armada, termasuk unit tambahan, yang seluruhnya sudah menjalani uji kelaikan operasi, termasuk kelengkapan administrasi di kantor pusatnya di Kudus.
“Seluruh bus Nusantara pool-nya di Ciputat, awak bus juga melakukan pemeriksaan lagi di sini, sebelum berangkat mengambil penumpang di Pasar Jumat dan terminal bus Pulogebang,” katanya, Kamis (15/6/2017).
Baca Juga
Hingga kini, para pengurus PO yang beroperasi di 2 terminal darurat itu belum bisa menyebutkan berapa kenaikan tarif Lebaran.
Tarif yang berlaku sekarang, untuk tujuan kota Kudus dan Pati sebesar Rp210.000-Rp250.000 per tiket kelas eksekutif. Sedangkan untuk kelas super eksekutif kisaran tarifnya Rp260.000-Rp280.000 per tiket.
Adapun armada bus yang beroperasi di 2 terminal darurat itu antara lain PO Laju Prima, PO Hariyanto, PO Bejeu, PO Santika, , PO Lorena, PO Muji Jaya, PO Ramayana, PO Jaya, PO Gajah Mungkur, PO Santoso dan PO Handoyo.
Syamsul Hadi, warga Pondok Pinang Jakarta Selatan asal Madiun, mengatakan kedua terminal darurat itu dibangun dan diusahakan secara swadaya oleh para pengurus PO setelah Pemprov DKI Jakarta menutup terminal Lebak Bulus.
“Warga sering mempertanyakan bagaimana pengawasan terhadap kelaikan operasi busnya, dan juga pengawasan terhadap kenaikan tarifnya karena di situ banyak calo. Juga bagaimana Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI turun karena itu terminal ilegal,” ujarnya.
Berdasarkan pengalama tahun lalu, banyak calon penumpang kecewa karena terpaksa membeli tiket dengan tarif sangat mahal, misalnya tujuan Purwokerto yang biasanya paling mahal Rp120.000, saat angkutan Lebaran dibanderol Rp400.000 per tiket.
Pemerintah selama ini memang memberikan toleransi kepada PO menaikkan tarifnya selama masa angkutan Lebaran. Namun, persentase besaran tuslah tersebut tidak terlalu memberatkan pemudik.