Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sambut Lebaran, Konsumsi BBM Ditaksir Melonjak

Jelang Ramadan, PT Pertamina (Persero) Area Sumbagsel memprediksi akan terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) baik subsidi ataupun nonsubsidi hingga 5,4% dari konsumsi harian normal. Sedangkan untuk Elpiji diprediksi naik sekitar 6,7%.
Petugas mengisi BBM, di sebuah SPBU./JIBI-Nurul Hidayat
Petugas mengisi BBM, di sebuah SPBU./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, LAMPUNG — Jelang Ramadan, PT Pertamina (Persero) Area Sumbagsel memprediksi akan terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) baik subsidi ataupun nonsubsidi hingga 5,4% dari konsumsi harian normal. Sedangkan untuk Elpiji diprediksi naik sekitar 6,7%.

Area Manager Communication & Relation Pertamina Sumbagsel Roby Hervindo mengatakan, seperti tahun sebelumnya konsumsi jelang Ramadan hingga Lebaran diprediksi akan lebih besar dibandingkan dengan hari biasa. “Hal ini karena peningkatan aktivitas masyarakat di luar biasanya," jelasnya kepada Bisnis, Rabu(17/5/2017).

Dari stok terminal BBM Panjang Lampung, dari biasanya bisa memenuhi BBM untuk 10 hari ke depan, saat Ramadan hingga Lebaran bisa memenuhi semua jenis BBM untuk 15 hari dengan kapasitas maksimal hingga 4.000 kl.

Roby melanjutkan, proyeksi kenaikan untuk konsumsi Premium hanya 1%, Pertamax 5%, Dexlite 5%, dan tertinggi kenaikan Pertalite 8% hingga 10%. "Untuk Premium proyeksi peningkatan lebih rendah dibandingkan dengan Pertalite karena dari perilaku konsumen sudah banyak beralih ke Pertalite, jadi bukan dikurangi. Tetapi, dari SPBU yang berada di pusat keramaian juga masih kami jamin masih ada Premium," jelasnya. 

Penyaluran distribusi BBM nantinya akan dimulai H-10 hingga H+7. Khusus untuk Sumbagsel, pendistribusian memang masih kesulitan di medan jalan, namun hal ini tetap dipastikan tidak akan terjadi kelangkaan.

Selanjutnya, untuk Elpiji diproyeksi naik 6,7% dari kebutuhan harian. Tetapi untuk antisipasi Pertamina akan stok hingga 10%. "Kebutuhan harian Elpiji untuk Lampung sampai dengan 13.000 metrik ton atau 4.400 tabung per bulan,"jelasnya.

Sementara itu, persoalan disparitas harga HET Elpiji 3 kg yang belum merata ke eceran sampai saat ini juga masih dicari solusinya.  Roby melanjutkan, salah satunya mulai 2018 akan diberlakukan tepat sasaran Elpiji subsidi yaitu dengan menggunakan kartu atau token yang akan berkolaborasi dengan Bank Indonesia dan sejumlah perbankan.

"Targetnya bisa menekan 40% untuk pengguna yang tidak layak menerima Elpiji subsidi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper