Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah kembali mengincar investasi dari China dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt, One Road (OBOR) 2017 pada pertengahan bulan ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan hadir bersama 27 pemimpin negara lainnya, termasuk PM Malaysia Najib Razak, PM Italia Paolo Gentiloni, PM Pakistan Nawaz Sharif, PM Spanyol Mariano Rajoy dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. KTT ini akan dibuka oleh Presiden China Xi Jinping.
Usai rapat terbatas tentang persiapan KTT tersebut di Kompleks Istana Negara, Jumat (5/5/2017) sore, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, pemerintah akan semakin giat menarik investasi langsung dari China. Pasalnya, potensi investasi dari Negeri Panda tersebut dinilai masih sangat besar.
“Ini sedang dipersiapkan. Karena ternyata banyak negara, seperti Pakistan itu mendapat [investasi] US$62 miliar dari China. Nah ini kita sedang pikirkan, apa yang bisa tawarkan untuk China, tapi gak ngutang,” kata Darmin.
Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, realisasi investasi China di Indonesia sepanjang tahun lalu hanya mencapai US$1,01 miliar. Meski meningkat dari 2015 yang hanya US$160 juta, tetapi angka tersebut masih jauh di bawah komitmen investasi China ke Indonesia dalam lima tahun senilai US$52 miliar.
Adapun, salah satu investasi China yang paling menjadi sorotan di Indonesia adalah proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung senilai sekitar US$5,9 miliar.
“Nah yang penting jangan ngutang. Kalau ngutang, panjang rentetannya. [Kita mau bentuknya] investasi. Tunggu saja 2 minggu ini, sekarang saya belum bisa ngomong detail.”