Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Aplikasi Wisata Halal Terkendala Data

Kementerian Pariwisata sedang membangun aplikasi digital yang berisi soal informasi akomodasi wisata halal yang tersedia di Indonesia
Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (16/4)./Antara-Budi Candra Setya
Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (16/4)./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, JAKARTA -- Pengembangan aplikasi digital wisata halal Indonesia terkendala ketersediaan data.

Riyanto Sofyan, Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Kementerian Pariwisata, mengatakan Kementerian Pariwisata sedang membangun aplikasi digital yang berisi soal informasi akomodasi wisata halal yang tersedia di Indonesia.

“Masih dalam pengembangan, sangat konvensional sekarang. Nanti, aplikasi itu akan berisi data-data mengenai akomodasi dengan sertifikat halal atau muslim friendly, ada letak masjid, penunjuk kiblat, dan waktu sholat bagi wisatawan muslim yang berwisata di Indonesia,” katanya, beberapa waktu lalu.

Hingga saat ini, pihaknya masih terkendala mengenai data-data akomodasi wisata halal di Indonesia, baik yang bersertifikasi halal maupun muslim friendly.

Riyanto memperkirakan jumlah hotel yang mengantongi sertifikat halal sangat terbatas. Sebaliknya, hotel yang sudah mengarah ke muslim friendly jumlahnya mencapai 300 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.

Priyadi Abadi, Chairman Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF), mengungkapkan pasar wisata halal di Indonesia memang belum dipandang potensial di kalangan pelaku wisata.

"Para pelaku wisata travel muslim misalnya lebih suka menggarap pasar haji dan umroh. Tingginya daya beli masyarakat domestik dan potensi outbound yang tinggi menyebabkan mereka terjebak di zona nyaman," tuturnya.

Hambatan lainnya yang seringkali dialami pelaku agen travel muslim adalah minimnya jumlah hotel bersertifikasi halal, terutama hotel bintang empat dan lima.

"Jangankan untuk wisman, paket tur yang kita rancang untuk wisatawan nusantara saja seringkali terbentur dengan minimnya fasilitas muslim friendly di Indonesia," kata Priyadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper