Bisnis.com, SEMARANG - PT Semen Gresik menargetkan pertumbuhan jumlah produksi sekitar 10% seiring dengan beroperasinya pabrik baru di Rembang, Jawa Tengah, tahun ini.
Direktur Utama PT Semen Gresik Sunardi Prionomurti mengatakan untuk tahun lalu jumlah produksi pihaknya hampir 14 juta ton. Pada tahun lalu kinerja pihaknya ditopang satu pabrik di Tuban, Jawa Timur, dengan kapasitas produksi 12 juta ton per tahun.
Adapun tambahan produksi pada 2016 berasal dari pabrik semen lainnya yang juga merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tahun ini, kinerja produksi Semen Gresik mendapat sokongan pula dari beroperasinya pabrik baru di Rembang dengan kapasitas 3 juta ton per tahun.
“Karena baru beroperasi, pabrik Rembang baru berproduksi sekitar 70%, kalau pabrik Tuban itu utilisasinya sudah di atas 95%. Oleh karena itu, pertumbuhan produksi tahun ini dengan adanya dua pabrik hanya 10%,” ujarnya pada Jumat (21/4/2017).
Terkait dengan pabrik semen di Rembang, dia menjelaskan meskipun izin sudah keluar dan diperbolehkan beroperasi, pihaknya belum dapat melakukan kegiatan penambangan untuk bahan baku. Dengan demikian, untuk pasokan bahan baku agar pabrik Rembang dapat berproduksi, pihaknya memperoleh dari Tuban, daerah sekitar Rembang, dan Gresik.
Sebelumnya, pabrik semen di Rembang tersebut tidak dapat berperasi setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencabut perizinan lingkungan yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur No. 6601/4 Tahun 2017 tanggal 16 Januari 2017 tentang Pencabutan Keputusan Gubernur Nomor 660.1/30 Tahun 2016 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Bahan Baku dan Pembangunan serta Pengoperasian.
Namun, belum lama ini perusahaan memperbaiki izin lingkungan dan kembali memperoleh restu pemerintah untuk menjalankan operasi.
Dengan beroperasinya pabrik baru yang menghabiskan nilai investasi hampir Rp5 triliun itu, kontribusi Semen Gresik terhadap Semen Indonesia (SMGR) semakin meningkat.
“Kontribusi Semen Gresik terhadap holding itu hampir 50% karena total kapasitas produksi pabrik semen yang dimiliki Semen Indonesia mencapai 32 juta ton per tahun. Untuk pendapatan pun kontribusinya berbanding lurus,” ujarnya.
Ditanya soal belanja modal, dia menuturkan Semen Gresik tahun ini akan mengalokasikan di kisaran Rp200 miliar hingga Rp300 miliar untuk keperluan pemeliharaan alat produksi rutin. Adapun untuk penjualan hasil produksi, sekitar 85% masih di Jawa. Sisanya, dalam jumlah yang cukup besar menyebar di Kalimantan dan Bali.
Sunardi menambahkan pihaknya tahun ini akan melakukan ekspor, namun jumlahnya sangat kecil. Menurutnya, secara holding tugas mengekspor dilakukan dari pabrik PT Semen Padang, karena secara geografis letaknya lebih dekat ke negara-negara tujuan ekspor.