Bisnis.com, JAKARTA - Setiap kali menjelang perayaan hari raya keagamaan, harga kebutuhan pokok kerap 'bertingkah'. Naik, naik, dan naik. Sepertinya, para pedagang atau spekulan, tidak rela jika tidak meraup untung pada hari-hari tersebut. Ketika konsumen berteriak 'turunkan harga', mereka nyaris tak ambil peduli seperti kata pepatah: Anjing menggonggong kafilah berlalu…"
Belajar dari pengalaman masa lalu, pemerintah seperti tak mau kecolongan untuk kesekian kalinya. Komitmen cegah harga dipermainkan spekulan, ancaman kepada spekulan yang ingin bermain, ditebarkan. " Saya pastikan spekulan saat ini tidak akan berani, karena kami punya stok, mentan juga punya stok,' kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, tatkala melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar, pekan lalu bersama Menteri Pertanian, Amran Sulaeman. Ketiga pasar tradisional yang disidak itu di Jakarta: Pasar Senen, Pasar Rawamangun dan Pasar Induk Beras Cipinang.
"Kami akan mendata semua distributor bahan pangan pokok. Jika menolak, ijin akan kami cabut. Kami anggap distributor melakukan perdagangan ilegal," ancam Enggar.
Enggar mengakaui kebijakan pengadaan stok ini tidak bersifat temporary. "Namun, Kemendag dan Kementan akan terus mengawal, mengevaluasi keberadaan stok pangan," ujarnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman, yang mengurusi aspek produksi bahan pangan itu, menyampaikan saat ini stok pangan menjelang ramadhan dan hari raya aman. Entah itu gula, daging, gula dan telur ayam. "Stoknya tersedia, secera keseluruhan saya katakan stok kita aman." Bahkan, menurut informasi dari Amran juga, cabai. "Kini, cabai yang selama ini Rp100.000/kg, suduh turun Rp40.000/kg."
Baca Juga
Kemudian, dari sisi stok, di Indonesia, stok beras ada dua juta ton. "Kami perkirakan, menjelang Ramadhan, insya Allah, akan tersedia 2,5 juta ton di gudang," tuturnya. Bahkan, di jabodetabek, seluruh gudang Perum Bulog penuh.
Sebelumnya, Lembaga Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menginginkan pemerintah melonggarkan sejumlah restriksi impor pangan dalam rangka menurunkan tingkat harga sehingga menguntungkan konsumen nasional.
"Jika memang harga barang-barang seperti beras dan gula lebih murah yang impor, maka seyogyanya pemerintah melonggarkan restriksinya agar barang-barang tersebut bisa masuk ke Indonesia dengan lebih mudah," kata peneliti CIPS bidang perdagangan, Hizkia Respatiadi dalam pernyataan menyambut Hari Konsumen Nasional.
"Laporan yang masuk ke saya dari Jawa Barat, stok beras bahkan diletakkan dilorong lorong gudang, dengan demikian saya pastikan stok bahan pokok sampai lebaran aman.," tuturnya.
Dia berpendapat slogan itu masih belum bisa terwujud sepenuhnya karena harga bahan pangan di Indonesia lebih mahal dibanding negara tetangga seperti Singapura dan Australia.
Menurut dia, pada saat ini slogan konsumen cerdas dan cinta produk Indonesia yang digadang-gadang pada Hari Konsumen Nasional (Harkonas) yang dirayakan setiap tanggal 20 April sepertinya masih angan-angan.
BAHAN POKOK AMAN
Jadi, pemerintah seperti Enggartiasto Lukita, sudah siap hadapi Ramadhan? "Saya pastikan, semua bahan pokok aman. Jika ada kejadian defisit stok di pasar kami akan supplay, karena kami sudah memiliki stok pangan yang cukup."
Sebagai gambaran, saat ini, harga gula di pasar Rp12.500, semula Rp13.500, minyak goreng Rp11.000/liter dan daging beku harganya Rp80.000/kg.
Penurunan harga ini mengindikasikan masyarakat bisa mendapatkan harga pangan pokok yang murah. Jadi, akan tetap banyaknya spekulan komoditas bahan pokok, Enggartiasto yakin itu tak akan terjadi. "….Kami akan mendata semua distributor bahan pangan pokok. Ingat, jika menolak, ijin akan kami cabut. Kami anggap distributor melakukan perdagangan ilegal."