Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Kulit & Alas Kaki Makin Moncer

Investasi industri kulit dan produk kulit serta alas kaki pada tahun ini melesat nyaris empat kali lipat menjadi Rp7,62 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.
Pekerja menyelesaikan produksi sepatu untuk ekspor./JIBI-Wahyu Darmawan
Pekerja menyelesaikan produksi sepatu untuk ekspor./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, SURABAYA — Investasi industri kulit dan produk kulit serta alas kaki pada tahun ini melesat nyaris empat kali lipat menjadi Rp7,62 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.

Rencana investasi ini dinilai merupakan titik balik industri tersebut yang sempat lesu tahun lalu. Kemenperin menargetkan investasi masuk sektor tersebut capai Rp2 triliun tahun ini.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan lonjakan investasi tersebut menandakan perbaikan iklim investasi pada industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki telah berjalan sesuai harapan.

"Kalau melihat konstelasi investasi di sektor alas kaki, kami optimistis dapat melebihi target pertumbuhan industri 5,5%. Pertumbuhan investasi tahun lalu sudah di atas 20%. Penetrasi ke pasar internasional juga masih 3,3%. Artinya masih banyak peluang," jelas Sigit di Surabaya, Selasa (18/4).

Sigit mengatakan Indonesia memang merupakan pemain besar industri alas kaki dunia, dengan output terbesar kelima setelah China, India, Vietnam, dan Brasil. Sejumlah investor asing yang sebelumnya dikabarkan akan membuka pabrik di China, beralih menggelontorkan investasinya di Indonesia.

Secara detail, proyeksi realisasi investasi yang telah terhimpun sepanjang tahun ini sebesar Rp7,62 triliun tersebut terdiri atas tujuh industri alas kaki sebesar Rp3,49 triliun dan satu industri kulit dan produk kulit sebesar Rp4,12 triliun.

Pemerintah terus memacu daya saing produk industri dalam negeri agar dapat memenangkan persaingan global. Salah satu strategi yang ditempuh Kementerian Perindustrian misalnya dengan mengusulkan insentif berupa pemotongan pajak penghasilan (PPh) untuk industri padat karya yang berorientasi ekspor.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebelumnya menyebutkan program ini bertujuan untuk mendongrak performa sejumlah industri padat karya berorientasi ekspor,termasuk industri alas kaki. Selain itu, ada pula industri farmasi, kosmetik dan obat tradisional, serta industri kreatif berupa kerajinan, mode, serta perhiasan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper