Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ALI: Volume Angkutan Harus Konstan

Kedatangan kapal kontainer CMA-CGM di Pelabuhan Tanjung Priok harus dimanfaatkan secara optimal dengan volume yang stabil.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (9/4)./Antara-Muhammad Adimaja
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (9/4)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA -- Kedatangan kapal kontainer CMA-CGM di Pelabuhan Tanjung Priok harus dimanfaatkan secara optimal dengan volume yang stabil.

Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia menyambut positif direct call kapal ke Amerika menggunakan kapal kontainer milik CMA-CGM. Dia pun mengingatkan agar pengiriman harus konsisten, jangan hanya sementara saja.

Dia berharap, kejadian berhentinya direct call dari Bitung ke Hongkong oleh shippinglines Maersk akibat volume tak imbang tidak terulang.

"Harus dipertimbangkan juga volume impor dari USA ke Indonesia, impor beberapa komoditas seperti gandum atau kedelai bisa memanfaatkan itu," jelasnya kepada Bisnis, Senin (10/4/2017).

Dia menjelaskan jika volume tidak imbang antara ekspor dengan impor maka biaya shipping juga tinggi. Hal itu menjadi semakin tidak sesuai dengan harapan menggunakan kapal besar biaya per kontainernya akan lebih rendah.

Zaldy menilai efisiensi biaya logistik berkat kerjasama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan CMA-CGM belum tentu terjadi. Pasalnya, biaya logistik tidak hanya tergantung dari biaya shipping saja. Ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu biaya inventory.

"Jadi harus dibandingkan inventory time sejak produk siap ekspor sampai produk tiba di US, apakah lebih cepat? Dan CMA-CGM yang mungkin seminggu sekali baru masuk Jakarta, atay via Singapore yang ada setiap hari," terangnya.

Zaldy mengusulkan agar Pelindo II juga harus memperbanyak direct call dari Indonesia ke pelabuhan-pelabuhan di negara Asia Tenggara lain. Sehingga kapal besar CMA-CGM bisa dimanfaatkan dengan maksimal

"Apakah direct call CMA CGM berhasil atau tidak, kita tunggu 3 bulan lagi kalau memang secara riil total biaya ekspor dan impor dari USA berkurang. Karena pemerintah selama ini kebanyakan hanya berharap biaya logistik turun tapi kenyataannya tidak ada yang turun," tegasnya.

Sebagai informasi, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II yang bekerjasama dengan salah satu shipping line besar di dunia yaitu CMA-CGM mendatangkan kapal kontainer berkapasitas 8500 TEUs di Pelabuhan Tanjung Priok.

Kapal tersebut datang pertama pada 9 April 2017 dengan jumlah bongkar muat perdana untuk diangkut ke Amerika Serikat sebanyak 2.300 TEUs. Adapun sebagian angkutan merupakan barang-barang hasil transhipment dari sejumlah pelabuhan di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper