Bisnis.com JAKARTA -- Sengitnya persaingan industri perhiasan khususnya mutiara harus bisa dibarengi dengan pelestarian biota laut nasional. Dengan begitu, kehidupan masyarakat pantai juga lebih sejahtera.
Pengawas Yayasan Mutiara Laut Indonesia, Nuniek Anurningsih mengatakan persaingan usaha mutiara di dunia semakin sengit. Indonesia sebagai penghasil mutiara terbesar di dunia tengah dihadapkan dengan negara-negara seperti Italia, Jepang dan lainnya.
Saat ini kebanyakan pengusaha di Indonesia hanya terbatas pada menjadi suplier mutiara yang belum berupa barang jadi seperti perhiasan.
"Persaingan mutiara di pasar semakin marak ragamnya, seperti mutiara air tawar dari China, Akoya dari Jepang, South Sea Pearls dari Australia, Myanmar dan Filipima dan Tahitian Pearls, bahkan juga ada yang sintetik," ujarnya, Rabu (15/3/2017).
Menurutnya, perlu adanya ruang bagi pelaku usaha agar dapat mensosialisasikan gerakan cara membeli yang baik dan pelestarian lingkungan biota laut nasional.
Dia meyakini, dengan menjaga kelestarian biota laut, tidak hanya akan bermanfaat untuk biota itu sendiri, tetapi juga masyarakat pesisir yang selama ini masih kurang sejahtera.