Bisnis.com, JAKARTA-JAKARTA - Kementerian Indonesia dan Malaysia menjalin kerjasama menggenjot produksi jagung melalui pengembangan wilayah perbatasan. Kerjasama ini menindaklanjuti nota kesepahaman di bidang holtikultura, tanaman pangan, peternakan, dan perkarantinaan antara Indonesia-Malaysia yang ditandatangani pada 24 Juni 2014 di Bandung.
Lahan seluas 50.000 hektare di Entikong, Kalimantan Barat, disiapkan untuk memenuhi kebutuhan jagung Malaysia. Dari identifikasi yang dilakukan pemerintah, lahan tersebut merupakan lahan petani maupun lahan hutan produksi milik BUMN. Pemerintah terus memacu peningkatan luas tanam jagung di Entikong dari 50.000 hektare menjadi 100.000 hektare.
"Sudah ada permintaan 3 juta ton dari Malaysia. Penanaman perdana paling lambat pertengahan tahun ini. Kami jual Rp3.500 per kilogram," tutur Menteri Pertanian Amran Sulaiman, usai bertemu Menteri Pertanian dan Industri Azas Tani Malaysia Dato' Sri Ahmad Shabery Cheek di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (3/3).
Dengan memperhitungkan produktivitas benih jagung hibrida 10 ton per hektare dan masa panen tiap empat bulan, maka tahun ini ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan jagung Malaysia sebesar 1 juta ton. Harga jual yang diterapkan lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung lokal yang ditetapkan Kementerian Perdagangan sebesar Rp3.150 per kilogram.
Menteri Amran mendorong para eksportir melihat peluang dari kebutuhan negara tetangga. Selama ini, Malaysia mengimpor jagung sebanyak 3 juta ton per tahun dari Argentina dan Amerika Serikat senilai sekitar Rp13 triliun. Melalui kerjasama ini, Malaysia dapat memenuhi kebutuhan jagungnya dari Indonesia. Namun, kebutuhan jagung baru dapat dipenuhi Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun.
Selain menangkap peluang kebutuhan jagung Malaysia, kementerian pertanian juga akan memasok kebutuhan benih jagung untuk lahan seluas 60.000 hektare di Sarawak, negara bagian Malaysia. Kerjasama juga dilakukan dalam komoditas beras organik dan pemeliharaan sapi.
Menteri Pertanian dan Industri Azas Tani Malaysia Dato' Sri Ahmad Shabery Cheek menyampaikan selama ini Malaysia bergantung impor jagung dari Argentina yang jauh. Sementara Indonesia, yang sebelumnya sempat impor jagung, kini mampu mengekspor jagung. “Dengan iklim tropis yang sama dan jarak yang lebih dekat, kenapa tidak,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono optimis target ambisius menteri pertanian dapat tercapai sepanjang ada komitmen yang kuat. Komitmen ditunjukkan melalui penambahan luas tanam jagung 2 juta hektare tahun ini dan menjaga harga di tingkat petani.
"Apalagi selama dua tahun peningkatan produksi jagung cukup tinggi," imbuhnya.
Kepala Pusdatin Suwandi menyebut angka ramalan II produksi jagung pada 2016 sebanyak 23,1 juta ton, naik dari produksi 2015 sebanyak 19,6 juta ton dan 2014 sebanyak 19 juta ton. Adapun kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak sebanyak 8,41 juta ton, pakan ternak rakyat atau mandiri sebanyak 3,57 juta ton, dan kebutuhan industri non pakan sebanyak 4,95 juta ton. "Jika melihat kebutuhan jagung dan angka produksi, maka sudah tidak perlu impor lagi. Sudah surplus," sebutnya.