Bisnis.com, JAKARTA—PT Metropolitan Golden Management (Horison Hotels Group) berencana membuka setidaknya sepuluh hotel yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Hingga saat ini, hotel yang berada di bawah manajemen Horison Group berjumlah 37 unit. Jika manajemen berencana membuka 10 unit hotel pada tahun ini, maka total hotel yang dioperasikan oleh Horison Group mencapai 47 unit pada 2017.
“Areanya menyebar mulai dari Sabang sampai Merauke. Saya rasa potensi pengembangan industri perhotelan memiliki segmentasi berbeda di tiap daerah. Ada yang bergantung pada korporasi atau pemerintah melalui Mice atau kunjungan wisatawan,” kata Vice President Operation Metropolitan Golden Management/Horison Hotels Group Antonius Eko kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (28/02/2017).
Berdasarkan riset STR, Jakarta dan Bali masih menjadi pasar penting bagi pergerakan industri perhotelan Indonesia pada tahun ini. STR menyebutkan jumlah pembangunan hotel di Jakarta mencapai 29 proyek dengan jumlah kamar 7.240 kamar dan proyek pembangunan di Bali sebanyak 31 dengan jumlah kamar 5.474 kamar pada Januari 2017.
Jika dibandingkan dengan Januari 2016, pembangunan hotel di Jakarta mencatatkan kenaikan sebanyak 5 unit, sedangkan jumlah pembangunan hotel baru di Bali justru turun menjadi 31 unit dari sebelumnya 34 hotel.
“Sebaran Horison Group ada di seluruh demografi Indonesia. Kami memiliki hotel di Medan, Papua ada 3 hotel, dan di daerah lainnya. Tapi, perubahan di industri harus diwaspadai adalah pola marketingnya,” ucapnya.
Menurutnya, setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing misalnya, Bandung, Jakarta, dan Makassar yang kental dengan segmentasi MICE, atau Bali dengan segmentasi leisure-nya. Dirinya menjelaskan segmentasi MICE biasanya masih menggunakan agen travel berskala besar, sedangkan konsumen individu saat ini cenderung memanfaatkan jasa travel online.
Lebih lanjut, Antonius mengemukakan kunci utama yang memegang peranan penting dalam menunjang kesuksesan sebuah hotel terletak pada kerja sama antara pemilik hotel dengan manajemen operasional. Pasalnya, kerja sama tersebut akan membentuk sinergi yang positif.
“Misalkan dalam hal investasi di bidang teknologi informasi. Bagaimana kita sebagai pengelola hotel bisa meyakinkan pemilik untuk menginvestasikan modalnya untuk pengembangan TI,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, dirinya mengatakan peran TI dalam memacu kenaikan profit hotel cukup signifikan karena pengelolaan TI dapat memberikan multiplier effect bagi peningkatan pelayanan, efisiensi marketing, hingga pengolahan data pengunjung.
Pada tahun ini, PT Angkasa Pura II bekerjasama dengan Horison Group dijadwalkan meresmikan hotel transit di kawasan Bandara Kuala Namu. Hotel transit yang memakan investasi hingga Rp50 miliar akan resmi beroperasi pada November 2017.
Pembangunan hotel ini dimulai pada Februari tahun ini dan akan menempati salah satu lantai yang ada di terminal penumpang Kuala Namu. Nantinya, hotel ini akan terdiri dari 100 kamar.
“Hotel ini akan mengakomodasi permintaan penumpang transit sehingga mereka tidak harus menginap di hotel yang jauh dari bandara,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.