Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) merencanakan membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Persusuan.
Keseriausan pembentukan BUMD ini salah satunya dilakukan dengan cara pembentukan demplot peternakan sapi perah yang dikelola secara modern.
Kepala Disnakkan Boyolali Bambang Jiyanto, mengatakan bahwa realisasi pembentukan BUMD Persusuan ini tidak bisa dilakukan secara instan, mengingat melalui BUMD ini Pemkab Boyolali hendak mengurai banyak persoalan terkait persusuan di Boyolali.
“Butuh proses panjang, termasuk di antaranya akan kami bentuk demplot-demplot peternakan sapi perah,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi pemprof Jawa Tengah, Sabtu (25/2/2017).
Menurutnya banyak persoalan terkait persusuan di Boyolali, antara lain mulai dari mahalnya harga pakan hingga masalah pembibitan. Di sisi lain, harga susu juga belum transparan sehingga petani pun kesejahteraannya sulit terangkat.
Selama ini upaya peningkatan produksi susu juga kurang diimbangi produktifitas peternak. Apalagi hampir seluruh petani mengelola peternakan secara tradisional.
Sehingga dengan pembentukan demplot peternakan sapi perah yang dikelola secara modern, bisa menjadi percontohan para petani yang hasil produksinya nanti akan dibeli BUMD dengan harga yang layak dan transparan.
“Demplot tersebut akan dipasok sapi perah bibit unggul dan harus dikelola secara modern,” ujarnya.
Potensi susu di Boyolali cukup besar, dengan jumlah ternak sapi perah mencapai sekitar 70.000 ekor. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 20% ternak yang produksi susu rata-rata saat ini berkisar 100.000 liter setiap harinya.
Kendala lainnya, kebanyakan peternak hanya memiliki 1-2 ekor sapi perah, dan sedikit di antaranya yang memilihara dalam jumlah cukup banyak. Padahal idealnya, seorang peternak minimal memilki 10 ekor sapi perah agar terpenuhi nilai ekonomis usahanya.